Langsung ke konten utama

Day 7 : Jangan Terlalu Insecure dengan Apa Kata Orang

FOTO: Pantai Pasir Putih, Aceh Besar/ Nova Eliza

Hidup ini terlalu singkat untuk dibuat rumit. Ada saja pasti yang membuat perasaan kita gundah gulana, sedih, kecewa, marah, dan sebagainya. Lebih-lebih lagi bila kejenuhan hati sedang kita rasakan. Sering kali, orang lain hanya mengatakan apa yang mereka dengar tanpa perlu mencari penjelasan. Belum lagi, mungkin diri kita yang salah membaca reaksi orang lain hingga mengira itu sesuatu yang menjatuhkan. 

Kalaupun memang begitu, kita harus tetap introspeksi tanpa harus memasukkan hati omongan orang lain di dalam diri. Terima saja, sebaik apapun usaha kita, tetap saja tidak mungkin kita bisa menyenangkan semua orang atas apa yang ada pada diri. Tiap orang bebas berpendapat dan berkomentar atas diri orang lain, yang kita tidak mungkin bisa batasi.

Terkadang ada perkara di mana kita harus rehat sejenak. Menghirup udara segar, sambil memejamkan mata dan menikmati angin berdesir yang akan membuat beban kita seolah-olah terlepas. Banyak yang dapat kita hargai dari dalam diri kita, tanpa perlu mendapatkan penghargaan dari orang lain. Kadangkala, bukan suasana yang harus diganti, tetapi rasa di dalam hati yang perlu kita perbaiki. Kita perlu bijak mengawal perasaan kita, berfikir logik dan tidak gegabah dalam bertindak.

Semua sudah tertakar, semua sudah terporsi. Jika lelah, silahkan menepi namun jangan lupa untuk berjalan lagi. Jika bosan, silahkan menghibur diri namun bukan dengan hal-hal yang Allah benci. Tidak perlu baper atas omongan orang lain, bijaklah dalam memfilter perkataan, tenanglah dalam menata perasaan, karena remote kontrol respon hati kita ada di tangan kita sendiri.

Jangan buang waktumu, jangan terlalu dibuai oleh perasaan. Sebab bahagia, sedih itu hanya sementara, nikmati selagi ada. Berhentilah mengeluh dan bangkitlah. Semoga Allah karuniakan kepada kita bahagia, di dunia dan akhirat. Aamiin.

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahhahaaa. Hobby nyanyi sepertinya mas ini :D
      Sepertinya pundak itu cukup kuat ya, sampai menerima jasa sewa wkwkkw

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. #SemakinTerbiasaModus HAHAHA :D

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ku Berharap Mimpi Ini Nyata

M impi malam itu masih sangat jelas ku ingat betapa cantik dan merdunya suara mama memanggil namaku. Dari kejauhan ku lihat ada cahaya putih yang begitu menyilaukan, di tengah-tengah gemerlap cahaya  terdengar suara "Ovaaa, anakku" seperti itulah biasa mama memanggil namaku dulu. Wajahnya yang begitu cantik, senyumnya yang sangat indah serta tubuhnya dikelilingi sinar yang menakjubkan membuatku langsung terpana tak percaya bisa bertemu mama di malam itu. Pakaiannya yang serba putih pun menambah keindahan pertemuan kami saat itu. Dengan perasaan senang kami berlari untuk saling menghampiri, berpegangan tangan hingga berpelukan sampai akhirnya mama berkata "Ovaaa, mama rinduu, mama sayaang kali sama ovaa, maafin mama yaa nak" Akupun tak kuasa menahan tangis sambil menjawab "iyaa mam, Ova pun rinduuuu sekali sama mama"   Sungguh menangis tersedu-sedu merasa tidak percaya bisa berada dipelukan mama malam itu. Setelah dua tahun kepergiannya aku tidak pernah lag...

Menepilah

Menepi atau berhenti Seberapa keraspun kita menjaga langkah agar tidak menyerah, ternyata memaksakannya berjalan adalah sebuah kesalahan. Menuntutnya sempurna tanpa cela adalah sebuah keegoisan. Menepilah, jika rasanya raga telah penat untuk melangkah atau hati rasanya perlu diberi jeda untuk merebah. Ada kalanya kita gigih berlari, namun ada saatnya juga kita sejenak berhenti. Untuk melepas penat, meluruskan kembali niat, juga melihat kompas bila mungkin kita tersesat. Menepilah sejenak. Kemudian jika rasanya tenaga telah terisi, kembalilah untuk melangkah lagi. Penat bukan untuk banyak mengeluh, namun ia perlu istirahat untuk sejenak hening dari segala riuh. Aku percaya, ujian yang berat itu diam-diam mengupgrade diri kita, mungkin kita gak akan nyangka, ujian yang melelahkan saat ini yang memberatkan saat dijalani, semuanya bukan Allah berikan tanpa tujuan. Yang kita rasakan saat ini mungkin emang beratnya aja. Tapi ketahuilah di masa depan saat kita sudah melaluinya, kita akan sada...

Terima Kasih untuk Diriku

Foto : Senja /Nova Eliza Teruntuk diriku, terima kasih telah bertahan sejauh ini, sudah mau berjuang bersama, sudah kuat bertahan menopang tubuh yang hampir tumbang, menyembunyikan kesedihan dihadapan orang-orang hanya tak ingin terlihat rapuh. Terima kasih sudah bersabar tanpa pudar, jatuh merangkak lalu tersungkur, dan kemudian bangkit kembali, melalui setiap proses kedewasaan tanpa ratapan. Terima kasih selalu teguh meyakinkan tubuh untuk menghadapi semuanya tanpa mengeluh, sekali lagi terima kasih. Setiap orang menghadapi rasa sakit dengan cara yang berbeda. Ada yang menangis sejadinya, ada yang dibawa tidur, ada yang memilih bersembunyi dibalik tawa, dibalik sibuknya, insomnianya, dan ada yang paham caranya sembuh karena sudah terlalu kenal pola lukanya. Percayalah diri, semua itu bagian proses dari tubuh untuk menguatkan hatinya. Jangan menyerah sekarang. Karena kamu tidak harus selalu baik-baik saja. Lepaskan, tidak semua rasa sakit yang kau rasakan adalah untuk dibawa. Kepada d...