Langsung ke konten utama

Cegah Stunting, Itu Penting!

Apa sih Stunting itu?
Foto: pengertian Stunting/ Created: Nova Eliza

Stunting adalah pendek. Dikatakan pendek karena tinggi tubuhnya berada dua standard deviasi di bawah rata-rata. Tubuh anak yang stunting akan lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya. Keadaan ini merupakan bentuk gagalnya pertumbuhan anak akibat kekurangan gizi kronis yang terjadi dalam masa yang panjang, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupannya (1000 HPK). 

Selain fisik yang pendek. Dalam jangka pendek anak stunting terhambat perkembangan kognitif atau kecerdasannya. Dan dalam jangka panjang, stunting berpotensi membuat postur tubuh tumbuh tidak optimal, meningkatkan resiko kegemukan (obesitas), mudah sakit dan penurunan kesehatan reproduksi.

Perkembangan kognitif dan tumbuh-kembang fisik yang tidak optimal akan menyebabkan kurang berprestasi di sekolah dan tidak optimal produktivitas kerjanya dimasa mendatang. Kini Stunting menjadi salah satu masalah yang cukup membahayakan, tidak sekedar masalah fisik seseorang, tetapi akan meluas menjadi masalah nasional dengan kehilangan generasi (lost-generation), sekaligus menjadi beban yang semakin membesar jika tidak dihentikan.

Apa Penyebab Stunting?
“Penyebab stunting sangat beragam, baik secara langsung maupun tidak langsung.”

Mari kita dalami satu per satu.
Penyebab langsung mencakup masalah kurangnya asupan gizi dan penyakit infeksi pada ibu dan anak. Kualitas sumber daya manusia seseorang ditentukan asupan gizi saat dalam kandungan dan masa usia balita. Orangtua perlu memberikan makanan yang tepat bagi anak, terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupannya. Kecukupan gizi di 1000 HPK, atau sejak anak dalam masa kandungan (9 bulan) sampai ia berusia 2 tahun sering disebut juga dengan istilah periode emas. Ini berarti sejak sebelum hamil, calon ibu wajib memenuhi kebutuhan gizi untuk janin yang akan dikandungnya. Kemudian setelah lahir, agar tumbuh kembang anak lebih prima dan sempurna, diperlukan pola asuh yang baik.

Sementara, penyebab tidak langsung mencakup ketahanan pangan (akses pangan bergizi), lingkungan sosial (pemberian makanan bayi dan anak, kebersihan, pendidikan, dan tempat kerja), lingkungan kesehatan (akses pelayanan preventif dan kuratif), dan lingkungan pemukiman (akses air bersih, air minum, dan sarana sanitasi). Keempat faktor tidak langsung tersebut mempengaruhi asupan gizi dan status kesehatan ibu dan anak. Intervensi terhadap keempat faktor penyebab tidak langsung diharapkan dapat mencegah masalah gizi.

Penyebab langsung dan tidak langsung tersebut di atas dipengaruhi oleh berbagai faktor yang meliputi pendapatan dan kesenjangan ekonomi, perdagangan, urbanisasi, globalisasi, sistem pangan, jaminan sosial, sistem kesehatan, pembangunan pertanian, dan pemberdayaan perempuan.

"Stunting terjadi karena anak mengalami gangguan tumbuh kembang dalam waktu yang lama. Bukan sebulan dua bulan. Apalagi sehari dua hari"

Selama apa?
Ahli mengatakan bahwa masalahnya dimulai sejak dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun. Karena itu, dikenal istilah 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan), masa yang penting untuk pertumbuhan anak. 1000 HPK hitungannya adalah sebagai berikut:
  • 280 hari selama kehamilan
  • 180 hari masa menyusui (0 - 6 bulan)
  • 540 hari masa makan makanan pendamping ASI (6 – 24 bulan)
Sebagian ahli lain menekankan waktu yang lebih panjang, yaitu sejak si ibu masih remaja. Remaja putri yang kekurangan gizi, waktu menikah dan hamil nanti berisiko mendapatkan anak stunting. Berisiko di sini tidak otomatis mendapat anak stunting. Kalau selama kehamilan asupan gizi si ibu memadai dan juga menerapkan perilaku-perilaku sehat, risiko menjadi semakin kecil. 
Sebaliknya, bayi yang lahir sehat tidak otomatis aman dari stunting. Bila bayi yang lahir sehat tidak mendapat ASI Eksklusif, mengalami diare dan masalah lainnya, bisa saja bayi itu nanti berisiko menjadi anak yang stunting. Demikianlah. Stunting bukan masalah kesehatan akut, yang muncul tiba-tiba lalu memburuk secara cepat sampai kemudian berujung kematian. Stunting adalah masalah gizi kronis, yang telah berlangsung lama.

Ayo Parents, Cegah Stunting, Itu Penting!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menepilah

Menepi atau berhenti Seberapa keraspun kita menjaga langkah agar tidak menyerah, ternyata memaksakannya berjalan adalah sebuah kesalahan. Menuntutnya sempurna tanpa cela adalah sebuah keegoisan. Menepilah, jika rasanya raga telah penat untuk melangkah atau hati rasanya perlu diberi jeda untuk merebah. Ada kalanya kita gigih berlari, namun ada saatnya juga kita sejenak berhenti. Untuk melepas penat, meluruskan kembali niat, juga melihat kompas bila mungkin kita tersesat. Menepilah sejenak. Kemudian jika rasanya tenaga telah terisi, kembalilah untuk melangkah lagi. Penat bukan untuk banyak mengeluh, namun ia perlu istirahat untuk sejenak hening dari segala riuh. Aku percaya, ujian yang berat itu diam-diam mengupgrade diri kita, mungkin kita gak akan nyangka, ujian yang melelahkan saat ini yang memberatkan saat dijalani, semuanya bukan Allah berikan tanpa tujuan. Yang kita rasakan saat ini mungkin emang beratnya aja. Tapi ketahuilah di masa depan saat kita sudah melaluinya, kita akan sada

Bagaimana Kita Tahu Kalau Anak Stunting?

Bagaimana Kita Tahu Kalau Anak Stunting? Mengukur tinggi badan anak Untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami masalah gizi yang kronis atau tidak, kita harus mengukur tinggi badannya.  M engapa tinggi badan dan bukannya berat badan? Berikut penjelasan sederhananya.  Berat badan itu gampang naik turun. Kasih makan banyak selama seminggu, berat badan anak bertambah. Kena diare sehari, berat badan turun. Kasih makan bagus lagi, naik lagi. Berat badan itu sensitif, tapi tidak dengan  tinggi badan. Tinggi badan kurang sensitif. Anak  yang pendek tidak bisa langsung jadi tinggi dengan  diberi makanan bergizi dalam seminggu atau sebulan.  Perubahan tinggi badan terjadi dalam waktu lama.  Kalau anak mengalami masalah gizi yang lama,  tubuhnya menjadi pendek dan mengatasinya perlu  waktu lama. “Stunting adalah masalah gizi yang berlangsung lama (kronis), maka lebih tepat diukur dari tinggi badan.” Untuk menentukan apakah anak mengalami stunting, kita menggunakan Tabel PB/ U (Standar Panja