Langsung ke konten utama

Day 3 : Ada Baiknya Kita Juga Bermuhasabah

FOTO: Taman Bunga Matahari, Jogjakarta/ Nova Eliza

Seringkali yang membuat kita susah bahagia adalah tidak jujur pada diri sendiri. Seberapa sering kita menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi pada diri, kita terlalu pengecut untuk mengakui dan menerima kenyataan, bukan saja tentang orang lain tapi tentang diri kita sendiri.

Kita tidak terima kalau kita yang salah, kita yang harus memperbaiki diri, kita yang perlu bermuhasabah diri, atau terkadang kita lebih sering memaksakan diri hanya agar  kita (merasa) diterima oleh orang lain meskipun yang sebenarnya sesuatu yang tidak kita nikmati. Tanpa sadar, kita terbiasa membohongi diri sendiri. 

Lama kelamaan, kita menjadi semakin tidak puas dengan hidup kita sendiri dan segalanya terasa salah. Kita mengira dengan pura-pura baik-baik saja akan membuat kita jadi baik-baik saja, padahal tidak begitu cara kerjanya. Bagaimana bisa kita merasa nyaman dengan diri kita sendiri, jika harus terus memakai topeng sepanjang hari? pasti melelahkan, ketika tidak ada ruang untuk bernafas.

Jujur pada diri sendiri sama halnya dengan mencintai diri sendiri. Terima yang tidak bisa lagi diubah dan perbaiki yang masih bisa diubah. Bisa dimulai dengan melihat ke dalam diri kita masing-masing, membuka mata lebar-lebar, jangan hanya sepintas untuk melihat apa yang ingin dilihat saja. Belajar melihat kekurangan yang ada pada diri kita sendiri secara keseluruhan, belajar menerima masa lalu kita yang tak bisa lagi kita ubah, dan jangan menyalahkan diri kita sendiri atas apa yang tak bisa lagi kita gapai, jangan terlalu keras pada diri kita sendiri. Jangan lagi menuntut dan memaksakan diri hanya (agar) dicintai dan diakui oleh orang lain.

Memang terkadang, orang lain lebih senang berkomentar dan memaksakan kehendak, meskipun begitu jangan takut untuk membuat batasan, beranilah menolak dan jangan memaksakan diri melakukan hal yang tidak kita nyaman. Perhatikan perasaan hati kita, biasanya apa yang kita rasakan sering kali dapat menunjukkan banyak hal dan membuat kita lebih menghargai dan mencintai diri sendiri. Mungkin ada baiknya kita harus lebih dulu berkaca dan bermuhasabah diri sebelum orang lain memaksakan ekspektasinya untuk mempengaruhi pola pikir kita. Semua ini memang bukan hal mudah, namun hanya begini kita bisa berproses untuk tumbuh.

Selamat Pagi, 
Nikmati hari ini dan teruslah merajut mimpi!!

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Pantas saja anak muda sering tidak jujur, ternyata belum mengenal lagu itu. Hahaha :D

      Hapus
  3. Kejujuran adalah romantisme yg sederhana.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Kamu yang Salah, Tempatmu Saja yang Sampah!

Foto: akar tanaman/Nova Eliza Sebaik apapun kamu, jika berada di tempat yang salah maka akan tetap terlihat tidak berguna. Jawaban ini aku temukan setelah bertahun-tahun merasakan kepedihan yang tidak ada habisnya. Ketidakhadiranku di tunggu-tunggu, kesakitanku di nanti-nanti. Itulah aku, manusia yang paling di benci! Seakan tidak ada tempat untuk aku istirahat, semua ruang sudah sesak dengan orang-orang yang hanya sibuk dengan dirinya sendiri. Tidak ada pertanyaan bagaimana kondisiku saat ini, tidak ada waktu untuk aku memperbaiki luka lama yang masih berdarah-darah di sini, lantas mereka dengan sadar menusukku lagi, lagi, dan lagi. Seolah hanya mereka yang butuh divalidasi dan dimengerti. Aku hanya manusia, sama seperti yang lainnya. Aku tidak sempurna namun bukan pula si buruk rupa. Diriku cukup berharga untuk luka. Aku tidak lagi menyalahkan diriku sendiri, aku sudah cukup introspeksi diri, aku sudah berusaha agar di terima, sudah berusaha agar di anggap ada, sudah berusaha melaku...

Ku Berharap Mimpi Ini Nyata

M impi malam itu masih sangat jelas ku ingat betapa cantik dan merdunya suara mama memanggil namaku. Dari kejauhan ku lihat ada cahaya putih yang begitu menyilaukan, di tengah-tengah gemerlap cahaya  terdengar suara "Ovaaa, anakku" seperti itulah biasa mama memanggil namaku dulu. Wajahnya yang begitu cantik, senyumnya yang sangat indah serta tubuhnya dikelilingi sinar yang menakjubkan membuatku langsung terpana tak percaya bisa bertemu mama di malam itu. Pakaiannya yang serba putih pun menambah keindahan pertemuan kami saat itu. Dengan perasaan senang kami berlari untuk saling menghampiri, berpegangan tangan hingga berpelukan sampai akhirnya mama berkata "Ovaaa, mama rinduu, mama sayaang kali sama ovaa, maafin mama yaa nak" Akupun tak kuasa menahan tangis sambil menjawab "iyaa mam, Ova pun rinduuuu sekali sama mama"   Sungguh menangis tersedu-sedu merasa tidak percaya bisa berada dipelukan mama malam itu. Setelah dua tahun kepergiannya aku tidak pernah lag...

Semua Akan Kembali Baik pada Waktunya

Mengalir seperti air/ foto: Nova Eliza Sekian lama berada di sini, anehnya tak ada satupun kenangan yang bisa menarik kembali untuk datang ke tempat ini. Sekian tahun bekerja disini, bisa-bisanya hanya ada keinginan untuk segera pergi dari lokasi ini. Bagaimana mungkin, setelah banyak cerita yang dilalui tidak ada satupun cerita yang menyenangkan hati melainkan selalu kembali mengingatkan sakit di hati. Bukan berarti tidak ada satupun hal baik yang menghampiri hanya saja terlalu banyak lembaran-lembaran kesedihan yang menutupi, terlalu mendominasi, hingga akhirnya selalu ada keingingan untuk pergi dan tak mau kembali. Entah akunya yang tidak bisa beradaptasi disini atau keberadaan aku disini yang tidak diinginkan oleh pribumi. Percayalah, aku selalu berusaha yang terbaik agar bisa diterima disini, datang sendiri tanpa didampingi, berkelana sendiri tanpa ada yang menemani. Terus mencari pegangan diri agar kuat berada disini menjalankan tugas negara sesuai tupoksi. Awal terasa asing hin...