Langsung ke konten utama

Day 13 : Dia yang Allah Hadirkan untuk Mengajarkan

Foto: Nova Eliza

Terkadang Allah perlu gelapkan dunia kita sejenak, agar kita bisa melihat cahaya-Nya dengan jelas. Wajar saja perasaan sedih, kecewa, tersesat dan tak tau arah tiba-tiba sangat mendominasi di saat putus cinta. Kehilangan arah dan tak tahu harus kemana terkadang menjadi masalah utama saat di landa masalah. Pilihannya hanya dua, tetap berdiam diri tanpa memperbaiki atau mencoba menggali potensi diri untuk menyemangati dan membuktikan pada diri bahwa kita bisa menjadi lebih lagi.

Ingin rasanya mencoba menulis tentang apa saja yang sudah dan yang pernah dijalani, agar suatu hari nanti jika di landa sedih lagi bisa membuka kembali tulisan-tulisan yang sudah pernah ditulis untuk menjadi penyemangat diri sendiri. Tapi saat itu, rasanya masih terlalu malu dan tidak berani untuk memulai, hingga ingin menulis yang terus menjadi angan. Sampai akhirnya tiba-tiba Allah hadirkan teman. Teman untuk meretas rasa kesepian, temen untuk bisa mengajarkan, dan teman yang membawa paksa keluar dari zona nyaman dan keputus-asaan. Teman yang mencoba kuatkan untuk memulai menulis tentang semua yang ingin disampaikan, hingga "Rangkuman Sebuah Perjalanan" menjadi pilihan deskripsi tulisan di Blog dan Vlog kesayangan.

Berbadan kurus, bertubuh tinggi, berkulit putih dan berambut ikal, begitulah sosok yang aku lihat dari foto-foto di media sosialnya. Paras wajah yang tampan dan sifat yang menawan begitulah yang aku baca dari komentar foto-foto di Instagramnya. Lahiran 1997, masih terbilang muda jika sudah sukses di dunia maya.

Anehnya, padahal baru saja kenal tapi serasa sudah lama mengenal. Saling berbagi pengalaman dan ngobrol tanpa harus bawa perasaan. Bisa saling blak-blakan ngga harus kode-kodean. Teman seperti inilah yang terkadang aku butuhkan, berbicara dengan apa adanya dan bukan karena ada apanya, tak jarang aku juga suka tertawa dengan tingkah polosnya, yang masih begitu natural untuk di bilang sengaja diperankan. "Sangat mirip dengan tingkah adekku sendiri" batinku menyebut.

Perkenalan yang dimulai dengan pertanyaan "bagaimana tips dan trik lulus ujian SKB" berlanjut menjadi "bagaimana agar bisa menjadi PKB". Hahaha, aku doakan semoga lulus juga dan bisa menjadi rekan kerja, adek junior!. Ternyata Allah begitu cinta, mendatangkan seseorang yang tidak kita sangka-sangka. Siapa yang tahu ternyata bocah ini adalah Blogger dan Vlogger muda.

Karenanya aku lebih berani untuk berbuat, lebih yakin untuk melangkah dan lebih bisa untuk memulai yang selama ini sudah diagendakan, namun belum bisa diwujudkan karena kurangnya keyakinan dan kepercayaan terhadap kemampuan. Detik ini aku baru sadar, ternyata hadirnya dia bukan tanpa ketidaksengajaan melainkan bentuk rencana Tuhan sebagai pertolongan untuk mengajarkan.

Sayangnya kita belum pernah berjumpa, hanya berkomunikasi via sosial media. Semoga nantinya kita bisa tatap muka walaupun hanya sekedar tegur sapa. Terima kasih karena sudah ada.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menepilah

Menepi atau berhenti Seberapa keraspun kita menjaga langkah agar tidak menyerah, ternyata memaksakannya berjalan adalah sebuah kesalahan. Menuntutnya sempurna tanpa cela adalah sebuah keegoisan. Menepilah, jika rasanya raga telah penat untuk melangkah atau hati rasanya perlu diberi jeda untuk merebah. Ada kalanya kita gigih berlari, namun ada saatnya juga kita sejenak berhenti. Untuk melepas penat, meluruskan kembali niat, juga melihat kompas bila mungkin kita tersesat. Menepilah sejenak. Kemudian jika rasanya tenaga telah terisi, kembalilah untuk melangkah lagi. Penat bukan untuk banyak mengeluh, namun ia perlu istirahat untuk sejenak hening dari segala riuh. Aku percaya, ujian yang berat itu diam-diam mengupgrade diri kita, mungkin kita gak akan nyangka, ujian yang melelahkan saat ini yang memberatkan saat dijalani, semuanya bukan Allah berikan tanpa tujuan. Yang kita rasakan saat ini mungkin emang beratnya aja. Tapi ketahuilah di masa depan saat kita sudah melaluinya, kita akan sada

Bagaimana Kita Tahu Kalau Anak Stunting?

Bagaimana Kita Tahu Kalau Anak Stunting? Mengukur tinggi badan anak Untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami masalah gizi yang kronis atau tidak, kita harus mengukur tinggi badannya.  M engapa tinggi badan dan bukannya berat badan? Berikut penjelasan sederhananya.  Berat badan itu gampang naik turun. Kasih makan banyak selama seminggu, berat badan anak bertambah. Kena diare sehari, berat badan turun. Kasih makan bagus lagi, naik lagi. Berat badan itu sensitif, tapi tidak dengan  tinggi badan. Tinggi badan kurang sensitif. Anak  yang pendek tidak bisa langsung jadi tinggi dengan  diberi makanan bergizi dalam seminggu atau sebulan.  Perubahan tinggi badan terjadi dalam waktu lama.  Kalau anak mengalami masalah gizi yang lama,  tubuhnya menjadi pendek dan mengatasinya perlu  waktu lama. “Stunting adalah masalah gizi yang berlangsung lama (kronis), maka lebih tepat diukur dari tinggi badan.” Untuk menentukan apakah anak mengalami stunting, kita menggunakan Tabel PB/ U (Standar Panja

Cegah Stunting, Itu Penting!

Apa sih Stunting itu? Foto: pengertian Stunting/ Created: Nova Eliza Stunting adalah pendek. Dikatakan pendek karena  tinggi tubuhnya berada dua standard deviasi di bawah  rata-rata.  Tubuh anak yang stunting akan lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya.  Keadaan ini merupakan bentuk gagalnya  pertumbuhan anak akibat kekurangan gizi kronis  yang terjadi dalam masa yang panjang, terutama pada  1.000 hari pertama kehidupannya (1000 HPK).  Selain  fisik yang pendek. Dalam jangka pendek anak stunting  terhambat perkembangan kognitif atau  kecerdasannya. Dan dalam jangka panjang, stunting  berpotensi membuat postur tubuh  tumbuh tidak optimal, meningkatkan  resiko kegemukan (obesitas), mudah  sakit dan penurunan kesehatan  reproduksi. Perkembangan kognitif dan tumbuh-kembang fisik yang tidak optimal akan menyebabkan kurang berprestasi di sekolah dan tidak optimal produktivitas kerjanya dimasa mendatang.  Kini Stunting menjadi salah satu masalah yang cukup membahayakan, t