Langsung ke konten utama

Day 18 : Aceh Singkil dan Ceritanya

Foto: Penyebrangan Kuala Baru, Singkil/ Nova Eliza

Kabupaten Aceh Singkil merupakan satu-satunya daerah tertinggal dan termiskin di Provinsi Aceh yang ditetapkan Presiden melalui Peraturan Presiden Nomor 131 tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019.

Pertama kali mengetahui penempatan kerja akan berada di tempat ini yang terbayang olehku adalah suasana sepi dan jauh dari keramaian. Perasaan berdebar seakan diri ini tidak siap untuk dicampakkan ke lubang pedesaan. Belum lagi banyaknya omongan orang yang menakutkan tentang hal-hal yang belum tentu benar, seperti banyaknya buaya liar yang tersebar hampir di seluruh sungai serta banyaknya lelaki hidung belang, Eh. Ditambah lagi tentang ilmu hitam atau hal semacamnya yang menganggu pikiran. Meskipun begitu, diri ini selalu di tuntut untuk siap menerima segala hal demi pengabdian.

Dengan berat hati, perasaan takut, sedikit deg-deg-an akupun di antar keluarga inti ke tempat mandahan, ke tempat baru yang akan aku tinggal, entah sampai kapan. Packing barang seadanya dan sebutuhnya seakan datang kesana hanya untuk liburan, bukan menetap untuk tinggal. Ya, begitulah nyatanya, hati yang belum sepenuhnya ikhlas menerima keadaan. Awal-awal pindahan aku merasa kesepian dan takut ditinggal sendirian. Padahal, banyak rekan yang bisa dijadikan teman, tapi aku lebih memilih diam daripada takut salah paham. 

Ternyata setelah dijalani hampir 4 bulan, Singkil tidak seburuk seperti kata-kata orang. Masih banyak hal indah yang bisa kita lihat di sini, lebih banyak lagi nikmat yang bisa kita syukuri, jika kita melihatnya dengan hati bukan dengan ilusi. Berada di sini aku lebih mengerti arti kesederhanaan dan makna kebahagiaan. Pentingnya teman dan indahnya persaudaraan. Kemewahan dan kemegahan kota bukan lagi ukuran sebuah kecantikan melainkan ketenangan malam yang mampu menghangatkan keadaan.

Menghilangkan jenuh kerja bukan lagi dengan berjalan jalan di mall dan menonton deretan film di bioskop melainkan dengan menjelajahi panorama alam yang tersedia dengan mudahnya. Pemandangan yang disaksikan bukan lagi tentang gedung-gedung bertingkat dan padatnya kota akibat kemacetan, melainkan anak-anak yang berlari riang di jalan bermain layang-layang atau ramainya anak pulang sekolah berjalan kaki bersama yang lainnya sambil bercanda gurau. Sungguh kebahagiaan yang tercipta dari kesederhanaan.

Berada di sini, mengajarkan aku lebih mandiri, berani belanja ke pasar sendiri, hal yang tidak pernah aku lakukan sebelum datang ke sini. Bertemu orang baru yang begitu welcome dengan kedatanganku, rekan kerja yang bersedia membantu, dan tetangga yang sudah seperti keluarga baru. Begitulah Singkil dengan kesederhanaannya mampu merubah kemungkinan yang lainnya.

Meskipun termasuk daerah termiskin, namun Singkil memperkaya jiwa dan hati yang tidak aku dapatkan di manapun bahkan di kota maju sekalipun.

Begitulah hidup, selalu ada hikmah di setiap kejadian, sebab semua terjadi karena sebuah alasan. Terima kasih Singkil karena telah mengajarkan banyak hal.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ku Berharap Mimpi Ini Nyata

M impi malam itu masih sangat jelas ku ingat betapa cantik dan merdunya suara mama memanggil namaku. Dari kejauhan ku lihat ada cahaya putih yang begitu menyilaukan, di tengah-tengah gemerlap cahaya  terdengar suara "Ovaaa, anakku" seperti itulah biasa mama memanggil namaku dulu. Wajahnya yang begitu cantik, senyumnya yang sangat indah serta tubuhnya dikelilingi sinar yang menakjubkan membuatku langsung terpana tak percaya bisa bertemu mama di malam itu. Pakaiannya yang serba putih pun menambah keindahan pertemuan kami saat itu. Dengan perasaan senang kami berlari untuk saling menghampiri, berpegangan tangan hingga berpelukan sampai akhirnya mama berkata "Ovaaa, mama rinduu, mama sayaang kali sama ovaa, maafin mama yaa nak" Akupun tak kuasa menahan tangis sambil menjawab "iyaa mam, Ova pun rinduuuu sekali sama mama"   Sungguh menangis tersedu-sedu merasa tidak percaya bisa berada dipelukan mama malam itu. Setelah dua tahun kepergiannya aku tidak pernah lag...

Menepilah

Menepi atau berhenti Seberapa keraspun kita menjaga langkah agar tidak menyerah, ternyata memaksakannya berjalan adalah sebuah kesalahan. Menuntutnya sempurna tanpa cela adalah sebuah keegoisan. Menepilah, jika rasanya raga telah penat untuk melangkah atau hati rasanya perlu diberi jeda untuk merebah. Ada kalanya kita gigih berlari, namun ada saatnya juga kita sejenak berhenti. Untuk melepas penat, meluruskan kembali niat, juga melihat kompas bila mungkin kita tersesat. Menepilah sejenak. Kemudian jika rasanya tenaga telah terisi, kembalilah untuk melangkah lagi. Penat bukan untuk banyak mengeluh, namun ia perlu istirahat untuk sejenak hening dari segala riuh. Aku percaya, ujian yang berat itu diam-diam mengupgrade diri kita, mungkin kita gak akan nyangka, ujian yang melelahkan saat ini yang memberatkan saat dijalani, semuanya bukan Allah berikan tanpa tujuan. Yang kita rasakan saat ini mungkin emang beratnya aja. Tapi ketahuilah di masa depan saat kita sudah melaluinya, kita akan sada...

Terima Kasih untuk Diriku

Foto : Senja /Nova Eliza Teruntuk diriku, terima kasih telah bertahan sejauh ini, sudah mau berjuang bersama, sudah kuat bertahan menopang tubuh yang hampir tumbang, menyembunyikan kesedihan dihadapan orang-orang hanya tak ingin terlihat rapuh. Terima kasih sudah bersabar tanpa pudar, jatuh merangkak lalu tersungkur, dan kemudian bangkit kembali, melalui setiap proses kedewasaan tanpa ratapan. Terima kasih selalu teguh meyakinkan tubuh untuk menghadapi semuanya tanpa mengeluh, sekali lagi terima kasih. Setiap orang menghadapi rasa sakit dengan cara yang berbeda. Ada yang menangis sejadinya, ada yang dibawa tidur, ada yang memilih bersembunyi dibalik tawa, dibalik sibuknya, insomnianya, dan ada yang paham caranya sembuh karena sudah terlalu kenal pola lukanya. Percayalah diri, semua itu bagian proses dari tubuh untuk menguatkan hatinya. Jangan menyerah sekarang. Karena kamu tidak harus selalu baik-baik saja. Lepaskan, tidak semua rasa sakit yang kau rasakan adalah untuk dibawa. Kepada d...