Langsung ke konten utama

Day 19 : Tak Perlu Jadi yang Tercantik!

Foto : Nova Eliza

Mungkin kita masih sering berfikir bahwa jadi wanita yang lebih cantik itu pasti lebih enak? lebih diperlakukan dengan baik dan lebih mudah dimaklumi atau dimaafkan kesalahannya? Padahal belum tentu. Bisa saja malah orang tersebut merasa rendah diri saat kinerjanya hanya dinilai karena parasnya yang cantik dan seakan karirnya tinggi karena fisiknya yang bagus dan sesuai ekspektasi, bukan karena prestasinya yang dia raih sendiri dengan gigih. Nah, lho?

Terus kita yang hanya melihat dari cover luar saja tanpa sadar jadi suka membandingkan diri kita dengan orang tersebut, lantas kita menjadi kurang bersyukur atas apa yang ada pada diri, jadi merasa kurang dan salah sendiri. Sakit hati dan minder sendiri sering terjadi karena kita merasa cantiknya diri kita tidak sesuai dengan ekspektasi yang sudah kita ciptakan sendiri.

Padahal standar kecantikan tiap orang saja berbeda-beda. Cantik itu relatif. Kita tidak perlu harus menjadi yang tercantik, karena memang kita nggak akan selalu jadi yang tercantik. Cewek yang sudah cantik saja pasti masih akan selalu dibandingkan dengan cewek yang lebih cantik. Jadi tidak akan ada habisnya jika kita pakai "standar kecantikan" dari luar sana, apalagi hanya katanya.

Berlomba-lomba untuk mengejar fisik yang sempurna itu tiada artinya tanpa diiringi dengan sifat yang mulia. Mensyukuri kelebihan dan kekurangan diri jauh lebih berharga daripada hanya sekedar memenuhi kriteria, apalagi kriteria cantik yang tidak jelas maknanya. Sudahlah, kita tidak perlu berusaha tampil cantik hanya untuk memenuhi standar "kata cantik" orang lain, karena kita juga hidup bukan untuk menyenangkan mata orang lain. Rawatlah diri kita sebagai bentuk rasa syukur atas apa yang sudah Allah beri saja kepada kita.

Ingatlah nilai diri kita itu bukan hanya sekedar dari penampilan atau apa yang kita pakai saja. Tapi jauh lebih luas dari pandangan itu, meskipun dunia seringnya memandang kita hanya dari penampilan luar saja, tapi kita tidak harus ikut sama seperti itu. Tetaplah jadi baik meskipun dunia tidak semakin baik. Mungkin kulit akan keriput saat tua nanti, tapi sifat dan sikap baik yang ada di dalam diri akan selalu mengikuti kemanapun kita pergi. Inilah yang membentuk kita jadi wanita cantik dari hati.

Lebih baik kita dikenal dan dikenang sebagai wanita cantik yang dewasa dan bijaksana daripada sekedar dikenal sebagai wanita yang punya wajah cantik dan fisik bagus saja.

Setuju ngga?

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Kamu yang Salah, Tempatmu Saja yang Sampah!

Foto: akar tanaman/Nova Eliza Sebaik apapun kamu, jika berada di tempat yang salah maka akan tetap terlihat tidak berguna. Jawaban ini aku temukan setelah bertahun-tahun merasakan kepedihan yang tidak ada habisnya. Ketidakhadiranku di tunggu-tunggu, kesakitanku di nanti-nanti. Itulah aku, manusia yang paling di benci! Seakan tidak ada tempat untuk aku istirahat, semua ruang sudah sesak dengan orang-orang yang hanya sibuk dengan dirinya sendiri. Tidak ada pertanyaan bagaimana kondisiku saat ini, tidak ada waktu untuk aku memperbaiki luka lama yang masih berdarah-darah di sini, lantas mereka dengan sadar menusukku lagi, lagi, dan lagi. Seolah hanya mereka yang butuh divalidasi dan dimengerti. Aku hanya manusia, sama seperti yang lainnya. Aku tidak sempurna namun bukan pula si buruk rupa. Diriku cukup berharga untuk luka. Aku tidak lagi menyalahkan diriku sendiri, aku sudah cukup introspeksi diri, aku sudah berusaha agar di terima, sudah berusaha agar di anggap ada, sudah berusaha melaku...

Ku Berharap Mimpi Ini Nyata

M impi malam itu masih sangat jelas ku ingat betapa cantik dan merdunya suara mama memanggil namaku. Dari kejauhan ku lihat ada cahaya putih yang begitu menyilaukan, di tengah-tengah gemerlap cahaya  terdengar suara "Ovaaa, anakku" seperti itulah biasa mama memanggil namaku dulu. Wajahnya yang begitu cantik, senyumnya yang sangat indah serta tubuhnya dikelilingi sinar yang menakjubkan membuatku langsung terpana tak percaya bisa bertemu mama di malam itu. Pakaiannya yang serba putih pun menambah keindahan pertemuan kami saat itu. Dengan perasaan senang kami berlari untuk saling menghampiri, berpegangan tangan hingga berpelukan sampai akhirnya mama berkata "Ovaaa, mama rinduu, mama sayaang kali sama ovaa, maafin mama yaa nak" Akupun tak kuasa menahan tangis sambil menjawab "iyaa mam, Ova pun rinduuuu sekali sama mama"   Sungguh menangis tersedu-sedu merasa tidak percaya bisa berada dipelukan mama malam itu. Setelah dua tahun kepergiannya aku tidak pernah lag...

Semua Akan Kembali Baik pada Waktunya

Mengalir seperti air/ foto: Nova Eliza Sekian lama berada di sini, anehnya tak ada satupun kenangan yang bisa menarik kembali untuk datang ke tempat ini. Sekian tahun bekerja disini, bisa-bisanya hanya ada keinginan untuk segera pergi dari lokasi ini. Bagaimana mungkin, setelah banyak cerita yang dilalui tidak ada satupun cerita yang menyenangkan hati melainkan selalu kembali mengingatkan sakit di hati. Bukan berarti tidak ada satupun hal baik yang menghampiri hanya saja terlalu banyak lembaran-lembaran kesedihan yang menutupi, terlalu mendominasi, hingga akhirnya selalu ada keingingan untuk pergi dan tak mau kembali. Entah akunya yang tidak bisa beradaptasi disini atau keberadaan aku disini yang tidak diinginkan oleh pribumi. Percayalah, aku selalu berusaha yang terbaik agar bisa diterima disini, datang sendiri tanpa didampingi, berkelana sendiri tanpa ada yang menemani. Terus mencari pegangan diri agar kuat berada disini menjalankan tugas negara sesuai tupoksi. Awal terasa asing hin...