Langsung ke konten utama

Day 20 : Hati-Hati Saat Akan Menaruh Hati

Foto: Taman Bunga Matahari Jogjakarta/ Nova Eliza

Mungkin saat ini kita sedang merasa sepi dan sudah terlalu lama menutup diri. Efek hati sudah berkali-kali disakiti dan perasaan trauma jika hati akan hancur lagi. Diri ini sudah terlalu paham bagaimana rasanya saat kecewa dan mengerti sekali bagaimana perihnya saat patah hati, sudah paham betul bagaimana rasanya terluka, lalu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyembuhkan seluruhnya.

Maka perlu bagi kita untuk tetap berhati-hati agar patah hati tidak terulang kembali. Cerita lama yang pernah terjadi agar tidak terulang kedua kali. Kita tetap harus waspada, karena tidak semua cinta akan selalu berakhir bahagia. Bukankah kita sudah pernah merasakan bagaimana bahagia harus berganti dengan pahitnya juga?

Merakit kembali hati yang pecah dan mengutip kembali sisa-sisa luka merupakan waktu terberat saat putus cinta. Seringnya si dia hanya meninggalkan sendiri tanpa pernah melirik lagi. Seakan semua ini berakhir karena salahku sendiri. Sudahlah, daripada basa-basi karena mengingat luka sendiri lebih baik perbaiki diri dan hati-hati agar tidak salah menempatkan hati lagi. Jaga hati sambil menunggu seseorang yang pantas untuk dibukakan hati kembali dan diri ini siap untuk bahagia lagi.

Jika kamu sudah sampai disini, tapi aku masih menyuruhmu berdiri, mohon beri aku waktu sampai selesai membenahi hati agar nantinya siap untuk kau singgahi. Aku jadi begini karena tidak ingin untuk terluka dengan cara yang sama lagi, aku tidak ingin patah lagi karena sudah menaruh harap terlalu tinggi, aku hanya ingin menjaga hati agar tidak sakit lagi. Sebab hati ini sembuh bukan untuk disakiti lagi melainkan untuk dicintai oleh dambaan hati. Hati ini juga sembuh bukan hanya sehari tapi berhari-hari. 

Maafkan aku jika menjadi pemilih saat akan menaruh hati, ini bukan salahmu saat aku menjadi begini tapi masalah aku dan masa lalu yang membuatku takut akan patah lagi. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menepilah

Menepi atau berhenti Seberapa keraspun kita menjaga langkah agar tidak menyerah, ternyata memaksakannya berjalan adalah sebuah kesalahan. Menuntutnya sempurna tanpa cela adalah sebuah keegoisan. Menepilah, jika rasanya raga telah penat untuk melangkah atau hati rasanya perlu diberi jeda untuk merebah. Ada kalanya kita gigih berlari, namun ada saatnya juga kita sejenak berhenti. Untuk melepas penat, meluruskan kembali niat, juga melihat kompas bila mungkin kita tersesat. Menepilah sejenak. Kemudian jika rasanya tenaga telah terisi, kembalilah untuk melangkah lagi. Penat bukan untuk banyak mengeluh, namun ia perlu istirahat untuk sejenak hening dari segala riuh. Aku percaya, ujian yang berat itu diam-diam mengupgrade diri kita, mungkin kita gak akan nyangka, ujian yang melelahkan saat ini yang memberatkan saat dijalani, semuanya bukan Allah berikan tanpa tujuan. Yang kita rasakan saat ini mungkin emang beratnya aja. Tapi ketahuilah di masa depan saat kita sudah melaluinya, kita akan sada

Bagaimana Kita Tahu Kalau Anak Stunting?

Bagaimana Kita Tahu Kalau Anak Stunting? Mengukur tinggi badan anak Untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami masalah gizi yang kronis atau tidak, kita harus mengukur tinggi badannya.  M engapa tinggi badan dan bukannya berat badan? Berikut penjelasan sederhananya.  Berat badan itu gampang naik turun. Kasih makan banyak selama seminggu, berat badan anak bertambah. Kena diare sehari, berat badan turun. Kasih makan bagus lagi, naik lagi. Berat badan itu sensitif, tapi tidak dengan  tinggi badan. Tinggi badan kurang sensitif. Anak  yang pendek tidak bisa langsung jadi tinggi dengan  diberi makanan bergizi dalam seminggu atau sebulan.  Perubahan tinggi badan terjadi dalam waktu lama.  Kalau anak mengalami masalah gizi yang lama,  tubuhnya menjadi pendek dan mengatasinya perlu  waktu lama. “Stunting adalah masalah gizi yang berlangsung lama (kronis), maka lebih tepat diukur dari tinggi badan.” Untuk menentukan apakah anak mengalami stunting, kita menggunakan Tabel PB/ U (Standar Panja

Cegah Stunting, Itu Penting!

Apa sih Stunting itu? Foto: pengertian Stunting/ Created: Nova Eliza Stunting adalah pendek. Dikatakan pendek karena  tinggi tubuhnya berada dua standard deviasi di bawah  rata-rata.  Tubuh anak yang stunting akan lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya.  Keadaan ini merupakan bentuk gagalnya  pertumbuhan anak akibat kekurangan gizi kronis  yang terjadi dalam masa yang panjang, terutama pada  1.000 hari pertama kehidupannya (1000 HPK).  Selain  fisik yang pendek. Dalam jangka pendek anak stunting  terhambat perkembangan kognitif atau  kecerdasannya. Dan dalam jangka panjang, stunting  berpotensi membuat postur tubuh  tumbuh tidak optimal, meningkatkan  resiko kegemukan (obesitas), mudah  sakit dan penurunan kesehatan  reproduksi. Perkembangan kognitif dan tumbuh-kembang fisik yang tidak optimal akan menyebabkan kurang berprestasi di sekolah dan tidak optimal produktivitas kerjanya dimasa mendatang.  Kini Stunting menjadi salah satu masalah yang cukup membahayakan, t