Langsung ke konten utama

Day 21 : Tak Mengapa Jika Belum Berjodoh

Foto : Bunga Eldeweis/ Nova Eliza

Sudah cukup lama berharap. Sudah cukup lama berdoa. Sudah cukup lama bilang semoga. Sudah cukup lama mendamba. Sudah cukup lama menjalin kisah. Namun semudah itu kamu melangkah jauh untuk tinggalkan luka, kamu lebih memilih menyerah daripada menunjukkan janji-janji yang sudah terlanjur kamu bawa. Tapi anehnya kamu tidak bilang apa-apa, hanya diam membisu dan berbalik arah.

Aku terpaku, terpangga seakan yang disaksikan hanya ilusi belaka. Tapi aku sadar bahwa yang dirasa memang begitu adanya, kenyataan kita tak lagi bersama. Kisah yang sudah terjalin lama bahkan tahunan lamanya belum tentu selalu menjanjikan akhir bahagia, masih bisa seketika berubah menjadi luka. Sungguh aku tak pernah menyesali semua ini, atas segalanya yang telah terjadi. Meski pada akhirnya, aku kalah dengan perasaaanku sendiri namun bukan berarti aku tidak mampu berjalan lebih jauh lagi.

Awalnya mungkin kota terasa sepi tanpa hangat sapamu. Gemersik angin tak lagi terdengar merdu tanpa tawa dan candamu. Namun kukuatkan hati dan tetap memohon kepada Ilahi untuk tetap bertahan dari rasa sepi yang masih kunikmati ini. Meski terkadang rindu datang tiba-tiba membuatku tak kuasa untuk menahan air mata.

Dulunya aku mengira, kamu telah meninggalkanku. Tapi aku sadar, kamu hanya berjalan menjemput takdirmu sendiri. Sungguh tidak ada yang meninggalkanku. Hanya saja kita masih butuh waktu untuk sabar menunggu. Menunggu jodoh masing-masing yang telah Allah pilih dan siapkan untuk kita, yang pasti itu lebih baik bagimu dan juga bagiku.

Meskipun aku masih cinta, tapi aku pasrah dengan keadaan yang ada bahwa mungkin nantinya kita tidak pernah bisa bersama, hanya sekedar pernah berbagi kisah yang sama. 

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngelantur mas nya😂
      Janji itu awan, menepati janji itu hujan - karena sudah mendung belum tentu hujan😔

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menepilah

Menepi atau berhenti Seberapa keraspun kita menjaga langkah agar tidak menyerah, ternyata memaksakannya berjalan adalah sebuah kesalahan. Menuntutnya sempurna tanpa cela adalah sebuah keegoisan. Menepilah, jika rasanya raga telah penat untuk melangkah atau hati rasanya perlu diberi jeda untuk merebah. Ada kalanya kita gigih berlari, namun ada saatnya juga kita sejenak berhenti. Untuk melepas penat, meluruskan kembali niat, juga melihat kompas bila mungkin kita tersesat. Menepilah sejenak. Kemudian jika rasanya tenaga telah terisi, kembalilah untuk melangkah lagi. Penat bukan untuk banyak mengeluh, namun ia perlu istirahat untuk sejenak hening dari segala riuh. Aku percaya, ujian yang berat itu diam-diam mengupgrade diri kita, mungkin kita gak akan nyangka, ujian yang melelahkan saat ini yang memberatkan saat dijalani, semuanya bukan Allah berikan tanpa tujuan. Yang kita rasakan saat ini mungkin emang beratnya aja. Tapi ketahuilah di masa depan saat kita sudah melaluinya, kita akan sada

Bagaimana Kita Tahu Kalau Anak Stunting?

Bagaimana Kita Tahu Kalau Anak Stunting? Mengukur tinggi badan anak Untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami masalah gizi yang kronis atau tidak, kita harus mengukur tinggi badannya.  M engapa tinggi badan dan bukannya berat badan? Berikut penjelasan sederhananya.  Berat badan itu gampang naik turun. Kasih makan banyak selama seminggu, berat badan anak bertambah. Kena diare sehari, berat badan turun. Kasih makan bagus lagi, naik lagi. Berat badan itu sensitif, tapi tidak dengan  tinggi badan. Tinggi badan kurang sensitif. Anak  yang pendek tidak bisa langsung jadi tinggi dengan  diberi makanan bergizi dalam seminggu atau sebulan.  Perubahan tinggi badan terjadi dalam waktu lama.  Kalau anak mengalami masalah gizi yang lama,  tubuhnya menjadi pendek dan mengatasinya perlu  waktu lama. “Stunting adalah masalah gizi yang berlangsung lama (kronis), maka lebih tepat diukur dari tinggi badan.” Untuk menentukan apakah anak mengalami stunting, kita menggunakan Tabel PB/ U (Standar Panja

Cegah Stunting, Itu Penting!

Apa sih Stunting itu? Foto: pengertian Stunting/ Created: Nova Eliza Stunting adalah pendek. Dikatakan pendek karena  tinggi tubuhnya berada dua standard deviasi di bawah  rata-rata.  Tubuh anak yang stunting akan lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya.  Keadaan ini merupakan bentuk gagalnya  pertumbuhan anak akibat kekurangan gizi kronis  yang terjadi dalam masa yang panjang, terutama pada  1.000 hari pertama kehidupannya (1000 HPK).  Selain  fisik yang pendek. Dalam jangka pendek anak stunting  terhambat perkembangan kognitif atau  kecerdasannya. Dan dalam jangka panjang, stunting  berpotensi membuat postur tubuh  tumbuh tidak optimal, meningkatkan  resiko kegemukan (obesitas), mudah  sakit dan penurunan kesehatan  reproduksi. Perkembangan kognitif dan tumbuh-kembang fisik yang tidak optimal akan menyebabkan kurang berprestasi di sekolah dan tidak optimal produktivitas kerjanya dimasa mendatang.  Kini Stunting menjadi salah satu masalah yang cukup membahayakan, t