Langsung ke konten utama

Day 23 : Belajar Mencintai Hidup

Foto: Hutan Pinus Mangunan/ Nova Eliza

Hidup akan datang kepadamu membawa kejadian-kejadian, lantas memintamu memilih sikap untuk masing-masing kejadian, pilihlah yang baik agar baik pula hati dan harimu. Hargai apa yang kamu miliki sekarang baik itu sesuatu yang membuatmu bahagia ataupun derita.

Kamu tidak akan pernah tahu pelukan mana yang akan menjadi yang terakhir, percakapan mana yang tidak akan pernah didengarkan lagi, pertemuan mana yang tidak akan bisa terulang lagi, bagian mana yang tidak bisa kamu pertaruhkan lagi, dan di tempat mana kamu tidak pernah bisa kembali lagi, kamu tidak pernah tahu bagaimana cerita selanjutnya dalam hidupmu akan berakhir.

Selama itu berlangsung, hargai setiap saat, setiap detik, setiap momen, dan setiap waktu yang ada dalam hidup. Hargai setiap orang yang hadir dan berkeinginan untuk pergi. Ikhlaskan atas apa yang terjadi, percayalah pertemuan dan perpisahan tanpa aba-aba akan mendewasakan kamu yang masih muda. Akan mengajarkan kamu menjadi lebih menerima. Apapun itu cintai harimu, bagianmu, waktumu, dan milikmu yang masih bisa kau nikmati.

Derita yang dirasa juga tak akan selamanya, begitu pula bahagia yang bisa saja berubah menjadi duka seketika. Seperti itulah cara Tuhan merancang kehidupan, agar kita bisa lebih bersyukur dan menghargai setiap momen kehidupan. Sebab, sehat, sakit, suka, duka hanya sementara cintai selagi ada. 

Sejatinya air yang mengalir tidak akan pernah kembali ke hulu yang sama lagi. Begitulah hidup yang sudah berlalu tak akan pernah kembali lagi. Cintai yang masih ada, ikhlaskan yang sudah tiada. InsyaAllah berkah dijalan-Nya. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menepilah

Menepi atau berhenti Seberapa keraspun kita menjaga langkah agar tidak menyerah, ternyata memaksakannya berjalan adalah sebuah kesalahan. Menuntutnya sempurna tanpa cela adalah sebuah keegoisan. Menepilah, jika rasanya raga telah penat untuk melangkah atau hati rasanya perlu diberi jeda untuk merebah. Ada kalanya kita gigih berlari, namun ada saatnya juga kita sejenak berhenti. Untuk melepas penat, meluruskan kembali niat, juga melihat kompas bila mungkin kita tersesat. Menepilah sejenak. Kemudian jika rasanya tenaga telah terisi, kembalilah untuk melangkah lagi. Penat bukan untuk banyak mengeluh, namun ia perlu istirahat untuk sejenak hening dari segala riuh. Aku percaya, ujian yang berat itu diam-diam mengupgrade diri kita, mungkin kita gak akan nyangka, ujian yang melelahkan saat ini yang memberatkan saat dijalani, semuanya bukan Allah berikan tanpa tujuan. Yang kita rasakan saat ini mungkin emang beratnya aja. Tapi ketahuilah di masa depan saat kita sudah melaluinya, kita akan sada

Bagaimana Kita Tahu Kalau Anak Stunting?

Bagaimana Kita Tahu Kalau Anak Stunting? Mengukur tinggi badan anak Untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami masalah gizi yang kronis atau tidak, kita harus mengukur tinggi badannya.  M engapa tinggi badan dan bukannya berat badan? Berikut penjelasan sederhananya.  Berat badan itu gampang naik turun. Kasih makan banyak selama seminggu, berat badan anak bertambah. Kena diare sehari, berat badan turun. Kasih makan bagus lagi, naik lagi. Berat badan itu sensitif, tapi tidak dengan  tinggi badan. Tinggi badan kurang sensitif. Anak  yang pendek tidak bisa langsung jadi tinggi dengan  diberi makanan bergizi dalam seminggu atau sebulan.  Perubahan tinggi badan terjadi dalam waktu lama.  Kalau anak mengalami masalah gizi yang lama,  tubuhnya menjadi pendek dan mengatasinya perlu  waktu lama. “Stunting adalah masalah gizi yang berlangsung lama (kronis), maka lebih tepat diukur dari tinggi badan.” Untuk menentukan apakah anak mengalami stunting, kita menggunakan Tabel PB/ U (Standar Panja

Cegah Stunting, Itu Penting!

Apa sih Stunting itu? Foto: pengertian Stunting/ Created: Nova Eliza Stunting adalah pendek. Dikatakan pendek karena  tinggi tubuhnya berada dua standard deviasi di bawah  rata-rata.  Tubuh anak yang stunting akan lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya.  Keadaan ini merupakan bentuk gagalnya  pertumbuhan anak akibat kekurangan gizi kronis  yang terjadi dalam masa yang panjang, terutama pada  1.000 hari pertama kehidupannya (1000 HPK).  Selain  fisik yang pendek. Dalam jangka pendek anak stunting  terhambat perkembangan kognitif atau  kecerdasannya. Dan dalam jangka panjang, stunting  berpotensi membuat postur tubuh  tumbuh tidak optimal, meningkatkan  resiko kegemukan (obesitas), mudah  sakit dan penurunan kesehatan  reproduksi. Perkembangan kognitif dan tumbuh-kembang fisik yang tidak optimal akan menyebabkan kurang berprestasi di sekolah dan tidak optimal produktivitas kerjanya dimasa mendatang.  Kini Stunting menjadi salah satu masalah yang cukup membahayakan, t