Kukira aku jadi pemenang, tapi ternyata terbuang. Kukira aku adalah inginmu, tapi ternyata aku hanya pengganggu. Dengan begini, kamu membuktikan bahwa aku sepenuhnya keliru.
Awalnya mungkin aku rapuh, hancur, dan kecewa akan semua sikap akhirmu kepadaku, tiba-tiba menjauh tanpa penjelasan, ditanya malah marah kemudian, pergi meninggalkan tanpa alasan. Ditinggal pergi malah datang menghampiri, bertingkah semaumu itu memang keahlianmu.
Terjebak dalam keraguan itu harusnya cukup kamu dan dirimu saja yang tahu, tak perlu ikut aku juga kedalamnya. Memutuskan untuk tidak melanjutkan tak akan menjadi masalah jika dibaluti dengan penjelasan. Menjadi asing dengan sengaja akan jauh lebih baik daripada sengaja meninggalkan tanpa kepastian. Apapun itu perlu diputuskan dengan matang.
Meskipun begitu aku akan tetap bersyukur karena pernah mengenal dirimu, pernah menjadi bagian- bagian di hidupmu, pernah menemani hari-hari mu, pernah menjadi peluk yang menghangatkanmu, pernah menjadi sesuatu yang kau sebut cinta. Setidaknya aku pernah merasakan itu semua. Terima kasih karena telah pernah memberikan kesempatan itu padaku.
Kita hanya bisa merencanakan, Allah yang menentukan. Melawan takdir bukanlah kodrat kita sebagai insan, menerima ketentuan itulah keikhlasan dalam penantian. Namun jika suatu saat nanti kamu melihatku dibahagiakan oleh seseorang yang bukan kamu, percayalah bahwa aku pernah memberikan kesempatan itu padamu tapi kamu lebih memilih untuk melewatkanku.
Terima kasih karena pernah mengisi hari-hari, aku pergi dengan hati yang patah dan rasa yang belum mati. Setidaknya aku pernah dibahagiakan olehmu meskipun hanya sebatas pernah ada.
Sampai jumpa!
Sampai jumpa!
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAseeeekkk, semakin bijak mas-mas jasa sewa pundak ini😂
HapusKereeennn
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuswaahh, saya kok terharu
Hapusada tissu? :D
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus