Langsung ke konten utama

Day 9 : Jangan Pandang Aku Sebelah Mata

Foto: Hutan Mangrove Kota Langsa/ Nova Eliza

Aku mungkin  bukan yang terbaik. Jika pernah atau mungkin suatu saat kamu temukan titik lemah dan kekuranganku tanpa disengaja, percayalah bahwa aku sebisa mungkin untuk tidak menyusahkanmu karena itu. Jika kelak kamu temui sisi kelam masa laluku, percayalah bahwa aku sudah sangat berusaha untuk memperbaiki semua itu. 

Aku rasa, setiap manusia pasti memiliki masa lalu, masa kelam, dan masa yang tidak ingin di umbar. Saling memahami, mengerti, dan menemani mungkin bisa jadi solusi pada diri yang hampir lemah ini. Menerka dan melihat seseorang dengan sebelah mata bukan hanya membawa orang itu semakin tersudut dengan ketidakbenaran melainkan juga akan membawa dirimu sendiri semakin terseret pada rasa ketidakmanusiaan. 

Mencari kebenaran sebelum menjatuhkan itu hal yang sangat penting dilakukan, barang kali dengan begini kita bisa saling memberi solusi tentang apa yang sedang dihadapi. Menunjukkan rasa empati meskipun pada orang yang kita benci tidaklah akan merubah diri menjadi tidak suci lagi, bisa jadi malah akan membawa value dirimu  ke tempat yang lebih tinggi. Memaknai arti solidarity adalah kunci kebahagian diri, itulah yang menunjukkan bahwa kita (masih) manusia, manusia biasa yang mungkin bisa berbuat salah atau dosa.

Jadi, jika belum kenal, coba kenali dulu kadang kamu tidak menyukai seseorang karena kamu belum mengenalnya. Dan jika kamu sudah kenal tapi kamu temukan kekurangan yang ada pada orang tersebut, percayalah tidak ada manusia yang benar-benar sempurna di dunia ini.

Meski aku bukan yang terbaik, tapi aku selalu ingin berubah lebih baik lagi.
Mari saling memperbaiki agar tidak membenci lagi.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ku Berharap Mimpi Ini Nyata

M impi malam itu masih sangat jelas ku ingat betapa cantik dan merdunya suara mama memanggil namaku. Dari kejauhan ku lihat ada cahaya putih yang begitu menyilaukan, di tengah-tengah gemerlap cahaya  terdengar suara "Ovaaa, anakku" seperti itulah biasa mama memanggil namaku dulu. Wajahnya yang begitu cantik, senyumnya yang sangat indah serta tubuhnya dikelilingi sinar yang menakjubkan membuatku langsung terpana tak percaya bisa bertemu mama di malam itu. Pakaiannya yang serba putih pun menambah keindahan pertemuan kami saat itu. Dengan perasaan senang kami berlari untuk saling menghampiri, berpegangan tangan hingga berpelukan sampai akhirnya mama berkata "Ovaaa, mama rinduu, mama sayaang kali sama ovaa, maafin mama yaa nak" Akupun tak kuasa menahan tangis sambil menjawab "iyaa mam, Ova pun rinduuuu sekali sama mama"   Sungguh menangis tersedu-sedu merasa tidak percaya bisa berada dipelukan mama malam itu. Setelah dua tahun kepergiannya aku tidak pernah lag...

Menepilah

Menepi atau berhenti Seberapa keraspun kita menjaga langkah agar tidak menyerah, ternyata memaksakannya berjalan adalah sebuah kesalahan. Menuntutnya sempurna tanpa cela adalah sebuah keegoisan. Menepilah, jika rasanya raga telah penat untuk melangkah atau hati rasanya perlu diberi jeda untuk merebah. Ada kalanya kita gigih berlari, namun ada saatnya juga kita sejenak berhenti. Untuk melepas penat, meluruskan kembali niat, juga melihat kompas bila mungkin kita tersesat. Menepilah sejenak. Kemudian jika rasanya tenaga telah terisi, kembalilah untuk melangkah lagi. Penat bukan untuk banyak mengeluh, namun ia perlu istirahat untuk sejenak hening dari segala riuh. Aku percaya, ujian yang berat itu diam-diam mengupgrade diri kita, mungkin kita gak akan nyangka, ujian yang melelahkan saat ini yang memberatkan saat dijalani, semuanya bukan Allah berikan tanpa tujuan. Yang kita rasakan saat ini mungkin emang beratnya aja. Tapi ketahuilah di masa depan saat kita sudah melaluinya, kita akan sada...

Terima Kasih untuk Diriku

Foto : Senja /Nova Eliza Teruntuk diriku, terima kasih telah bertahan sejauh ini, sudah mau berjuang bersama, sudah kuat bertahan menopang tubuh yang hampir tumbang, menyembunyikan kesedihan dihadapan orang-orang hanya tak ingin terlihat rapuh. Terima kasih sudah bersabar tanpa pudar, jatuh merangkak lalu tersungkur, dan kemudian bangkit kembali, melalui setiap proses kedewasaan tanpa ratapan. Terima kasih selalu teguh meyakinkan tubuh untuk menghadapi semuanya tanpa mengeluh, sekali lagi terima kasih. Setiap orang menghadapi rasa sakit dengan cara yang berbeda. Ada yang menangis sejadinya, ada yang dibawa tidur, ada yang memilih bersembunyi dibalik tawa, dibalik sibuknya, insomnianya, dan ada yang paham caranya sembuh karena sudah terlalu kenal pola lukanya. Percayalah diri, semua itu bagian proses dari tubuh untuk menguatkan hatinya. Jangan menyerah sekarang. Karena kamu tidak harus selalu baik-baik saja. Lepaskan, tidak semua rasa sakit yang kau rasakan adalah untuk dibawa. Kepada d...