Ada yang mati-matian memulai, ada yang babak belur bertahan, ada yang merangkak berjalan ke depan, ada yang menahan perih akan sakitnya perasaan, ada yang sengaja meninggalkan karena hadirnya sudah tidak lagi diharapkan, ada yang sulit untuk menerima keadaan karena belum bersahabat dengan kenyataan. Begitulah semestinya, tidak ada yang benar-benar hidup bebas tanpa beban.
Sayangnya, tidak semua orang juga memiliki perasaan dan fikiran yang sama. Tidak semua orang mengerti atas apa yang sedang kita rasa dan kita pun tidak semestinya mengharapkan kepekaan orang terhadap apa yang sedang dirasa. Melukis senyuman sepertinya menjadi jawaban yang paling aman untuk menghindari semua pertanyaan dan membuktikan bahwa kita "baik-baik saja".
Mungkin, sekali waktu doanya perlu di ganti, bukan lagi meminta untuk selalu dibahagiakan, tetapi memohon agar diberi cukup daya untuk menerima semua keadaan. Apapun itu, hidup kan bukan hanya tentang bahagia dan tenang, masih banyak emosi lain yang sesekali perlu juga kita rasakan. Yaa, terlepas dari hal baik atau buruk yang menanti di depan, kita coba jalani saja dulu sampai semuanya menemukan jawaban. Enggak semua hal bisa dan harus kita pahami sekarang, mungkin besok atau lusa jawaban itu datang. Sabar saja, hadapi semuanya dengan senyuman.
Begitulah adanya, setiap orang memiliki alur cerita yang berbeda dengan yang lainnya. Tiap orang memiliki badai kehidupan sesuai kapasitasnya, tidak ada yang lebih berat dan tidak ada yang lebih ringan. Saling memahami dan menguatkan mampu menjadi jembatan untuk melangkah jauh ke tingkat kehidupan.
Tiap orang memiliki badainya masing-masing yang tidak sedangkal asumsi dan komentar kita. Kebanyakan orang lain hanya melihat sebagian kecil, namun bertingkah seolah tahu segalanya. Semoga hati kita semua tidak berpihak pada tempat yang salah, tempat yang suka melihat orang lain sengsara apalagi menderita. Astagfirullah.
Yakinlah. Semua akan indah pada akhirnya, jika kita bersabar akan badai yang didatangi-Nya.
Komentar
Posting Komentar