Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP)
Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) adalah alat kontrasepsi yang digunakan untuk menunda, menjarangkan kehamilan serta menghentikan kesuburan yang digunakan dengan jangka pendek, yang meliputi Suntik KB 1 Bulanan/ Suntik KB Kombinasi, Suntik KB 3 Bulanan/ Suntik KB Progestin, Pil Progestin (MINIPIL), Pil Kombinasi, Kondom, dan Metode Amenora Laktasi (MAL).
1. Suntik KB 1 Bulanan/ Suntik KB Kombinasi
Foto: Ilutrasi Suntik Kombinasi/ aplikasi.kkbpk.bkkbn |
Suntik KB 1 bulanan/ suntik KB kombinasi merupakan kontrasepsi yang diberikan melalui suntikan di daerah bokong/lengan. Suntik 1 bulanan mengandung 2 hormon yaitu progestin dan estrogen. Cara kerjanya dengan mencegah pelepasan sel telur (ovum) dari indung telur (ovarium). Efektivitas penggunaan suntik KB 1 bulanan mencegah kehamilan sebesar 99,7 % selama dilakukan tepat waktu dan benar. Kunjungan ulang untuk suntik secara teratur, kembali datang pada bidan atau fasilitas kesehatan setiap 1 bulan (4 minggu). Suntik KB 1 bulanan tidak disediakan oleh Pemerintah, namun dapat di peroleh secara mandiri di fasilitas kesehatan.
2. Suntik KB 3 Bulanan/ Suntik KB Progestin
Foto: Ilustrasi Suntik Progestin/ aplikasi.kkbpk.bkkbn |
Suntik KB 3 bulanan/ suntik KB progestrin merupakan kontrasepsi yang diberikan melalui suntikan di daerah bokong/ lengan berisikan hormon progestin. Cara kerjanya dengan mencegah pelepasan sel telur (ovum) dari indung telur (ovarium), menganggu siklus menstruasi, termasuk mencegah pelepasan sel telur dari ovarium, dan menipiskan selaput lendir rahim sehingga mencegah tertanamnya embrio. Cocok untuk ibu menyusui karena tidak menghambat produksi ASI. Efektivitas penggunaan suntik KB 3 bulanan mencegah kehamilan sebesar 99,7% jika dilakukan secara teratur dan benar. Kunjungan ulang untuk suntik secara teratur, kembali setiap 3 bulan. Suntik KB 3 bulanan disediakan oleh Pemerintah.
3.Pil Progestin (MINIPIL)
Foto: Ilustrasi Minipil/ aplikasi.kkbpk.bkkbn |
Pil Progestin/ MINIPIL merupakan kontrasepsi yang diberikan secara oral dalam bentuk pil yang berisikan hanya hormon progestin, yang dikenal dengan minipil. Cara kerja dengan mengentalkan lendir mulut rahim sehingga menghambat masuknya sperma, mengganggu siklus menstruasi termasuk mencegah pelepasan sel telur dari ovarium, dan menipiskan selaput lendir rahim sehingga mencegah tertanamnya embrio. Efektivitas penggunaan minipil mencegah kehamilan sebesar 98,5% selama digunakan tepat waktu dan benar (di minum setiap hari). Pil Progestin (MINIPIL) tidak disediakan oleh Pemerintah, namun dapat di peroleh secara mandiri di fasilitas kesehatan.
4. Pil Kombinasi
Foto: Ilustrasi Pil Kombinasi/ aplikasi.kkbpk.bkkbn |
Pil Kombinasi merupakan kontrasepsi yang diberikan secara oral dalam bentuk pil yang mengandung 2 macam hormon dosis rendah yaitu progestin dan estrogen. Cara kerja dengan mencegah pelepasan sel telur (ovum) dari indung telur (ovarium). Efektivitas penggunaan Pil Kombinasi mencegah kehamilan sebesar 98,5% selama digunakan secara tepat dan benar (di minum setiap hari). Pil Kombinasi disediakan oleh Pemerintah.
5. Kondom
Foto: Ilustrasi Kondom/ aplikasi.kkbpk.bkkbn |
Kondom merupakan alat kontrasepsi untuk pria berbentuk sarung/selubung yang terbuat dari karet/lateks, yang dipasang pada alat kelamin pria saat berhubungan seksual. Cara kerja kondom akan menghalangi terjadinya pertemuan sel sperma dan sel telur dengan cara menampung sperma diujung sarung karet yang dipasang pada alat kelamin pria sehingga sperma tersebut tidak dapat masuk ke dalam saluran reproduksi perempuan. Menggunakan kondom juga dapat mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk Virus Hepatitis B, HIV dan AIDS dari satu pasangan ke pasangan yang lain). Efektivitas penggunaan kondom mencegah kehamilan sebesar 88%-98% apabila digunakan secara tepat dan benar.
6. Metode Amenora Laktasi (MAL)
Foto: Ilustrasi MAL/ aplikasi.kkbpk.bkkbn |
Metode Amonera Laktasi (MAL) adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara ekslusif artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya. Mal dapat dikatakan sebagai metode KB alami apabila tidak dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lainnya. Cara kerja dengan menyusui ekslusif/ penuh selama 6 bulan pertama akan menghambat pelepasan hormon kesuburan sehingga tidak terjadi kehamilan. Metode ini memberikan perlindungan lebih dari 98% terhadap terjadinya kehamilan pada 6 bulan pertama pasca persalinan.
kriteria yang harus dipenuhi untuk berhasilnya MAL sebagai metode kontrasepsi, yaitu :
- Ibu belum mendapatkan menstruasi sejak melahirkan sampai 6 bulan,
- Ibu memberikan ASI kepada bayi secara ekslusif selama 6 bulan tanpa diberikan minuman/makanan lainnya,
- Bayi belum berusia 6 bulan.
Jika 1 (satu) kriteria sudah tidak terpenuhi, maka MAL sudah tidak efektif sebagai metode kontrasepsi.
Daftar Pustaka
BKKBN. 2017. Aman dan Sehat Menggunakan Kontrasepsi. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta.
Komentar
Posting Komentar