Foto : Nova Eliza |
Hanya karena seseorang sudah tidak lagi berbicara denganmu, bukan berarti dia sudah berhenti merindukanmu. Hanya karena seseorang sudah terlihat terlalu sibuk dengan hari-harinya, bukan berarti kau tak pernah lagi muncul dipikirannya. Hanya karena seseorang sudah terlihat bahagia dengan hidupnya, bukan berarti kau sudah tidak ada lagi dihatinya. Bukan, sungguh bukan begitu.
Dalam diam dan bisunya, dia selalu berdoa untuk kebaikan dan kebahagian mu, memastikan kau tetap baik-baik saja meskipun sudah tidak ada lagi dia disampingmu, ketika kau sedang bersedih dan tak ada lagi orang yang hadir untukmu, dia akan selalu ada, meskipun tak cukup daya untuk langsung berada didekatmu. Percayalah, dia sangat ingin memelukmu, sungguh meski terasa sesak di dada dia tetap mendekapmu dari jauh. Tak ingin mengusikmu apalagi mengganggu hari-hari indahmu yang susah payah kau bangun sejak dia memilih untuk tak lagi menghubungimu.
Menunggu dengan setia sebagai pilihan terakhir untuk memastikan ukiran senyum kecil itu kembali lagi di wajahmu. Maaf jika terkesan memata-mataimu, mengganggu kenyamananmu, namun dengan begitu dia menjadi mampu melepasmu dan pergi menjauh. Yang awalnya dia berjanji akan baik-baik saja ketika meninggalkanmu hanyalah dusta belaka, nyatanya dia hancur meluruh bersama air mata yang jatuh. Yang dengan lantangnya dia berkata 'pergi saja, biar aku bereskan sisanya', nyatanya dia malah ikut melebur bersama kepingan yang hancur.
Dia pergi dengan hati yang patah dan rasa yang belum mati hanya karena ingin melihatmu kembali ceria dan baik-baik saja, karena kamu pantas untuk bahagia bukan terluka seperti yang sudah-sudah. Meski dia tersenyum melihatmu nanti menggenggam erat tangan-nya, bukan berarti dia telah ikhlas. Hanya saja dia tak ingin membuatmu merasa bersalah karena telah kembali mencinta. Ikhlas tidak datang tiba-tiba begitu saja, ikhlas tumbuh dari hati yang mau belajar menerima dan dia masih dalam proses melupa, ntah sampai kapan bisa.
Kebersamaan yang singkat namun sangat melekat. Terima kasih telah hadir menyembuhkan luka, maafkan dia yang membalasnya dengan sayatan luka. Tak seharusnya cinta tulus berbalas dengan tusukan yang halus. Ternyata saling cinta dan hubungan baik-baik saja bisa juga memilih untuk pisah, memaksa bersama hanya akan membuat keduanya saling menyiksa, tanpa ego salah satu mengalah untuk memilih pergi adalah jalan terbaiknya. Dia yang menghilang agar kau kembali bersinar seperti sebelum mengenalnya.
190 hari yang sangat istimewa hingga akhirnya tak bisa lagi sama hanya karena bendungan yang menguasa meskipun dia dan kamu baik-baik saja. Pantas untuk kecewa, wajar ingin marah, namun jangan melupa bahwa meski tak lagi bersama dia dan kamu tetap harus bahagia. Wujudkan mimpi- mimpi kalian berdua bersama (dia) yang bisa menerima. Maafkan dia yang terlalu tega meluka.
Meski dia dan kamu hanya dipertemukan, tak bisa dipersatukan jangan salah paham kepada Tuhan mungkin ini jalan terbaik yang Ia takdirkan agar kalian belajar, belajar merelakan orang yang kita sayang.
Selamat malam.
Komentar
Posting Komentar