Langsung ke konten utama

Sebahaya Apakah Stunting?

Bahaya Stunting!

“Bahaya stunting itu bukan hanya kurangnya tinggi badan. Bahayanya muncul dalam waktu yang lama atau setelah dewasa.”

Ada tiga bahaya yang menunggu anak-anak yang mengalami stunting saat remaja atau dewasa nanti:
  • Pertama. Akibat pertumbuhan otak yang tidak maksimal, kemampuan berpikir dan prestasi belajar menjadi rendah. 
  • Kedua. Akibat kekurangan gizi, perkembangan organ-organ penting terganggu. Mereka yang stunting waktu kecil berisiko menagalami PTM (Penyakit Tidak Menular), seperti gangguan pencernaan, diabetes, penyakit jantung, kanker, dan stroke.
  • Ketiga. Akibat pertumbuhan berat badan dan komposisi badan yang tidak optimum, anak yang mengalami stunting kurang daya tahan tubuhnya. Kekebalan tubuh tidak maksimal sehingga mudah jatuh sakit.
Yang menyedihkan, menurut ahli, dampak di atas sulit dipulihkan. Artinya, kalau saat kanak-kanak otaknya tidak berkembang, sulit mengejar ketertinggalan di masa dewasanya. Demikian juga, sulit meningkatkan kekebalan tubuh atau menurunkan risiko penyakit tidak menular saat dewasa kelak. Tapi sulit bukan berarti tidak mungkin. Khusus untuk kecerdasan, riset menunjukkan bahwa kecerdasan masih bisa dikejar. Anak stunting yang diberi makanan yang bergizi dan stimulus yang tepat masih bisa mencapai tingkat kecerdasan yang tinggi. Syaratnya, usaha perbaikannya berlangsung terus menerus sampai dewasa. 

Jadi, bukan hari ini diketahui stunting, besok diberi daging, kemudian masalahnya beres.
Kasihan, bukan?

Karena itu, kita perlu memberi semangat pada orangtua yang anaknya stunting dengan pesan yang mengandung harapan. Pesan positif, bukan negatif. Jangan bilang tidak terpulihkan karena akan membuat orang tua sedih.

Kalau Anak Stunting, Apa Yang Harus Dilakukan?

Iya ajak ngobrol, 
Karena saat ini kita masuk ke dunia perubahan perilaku. Menangani stunting adalah usaha jangka panjang. Butuh stamina. Bukan seperti minum obat batuk, seminggu selesai masalahnya. 

Ini berbeda dengan gizi buruk. Kalau anak terlihat mengalami gizi buruk (tubuh sangat kurus, ada pembengkakan atau edema di punggung tangan dan kaki), Kita wajib segera lapor ke tenaga kesehatan atau bahkan membawa langsung anak ke sarana kesehatan. Di sana, anak akan diperiksa secara klinis dan diukur lebih rinci.

“Kalau disimpulkan anak mengalami gizi buruk atau gizi kurang, tenaga kesehatan akan menentukan pengobatan dan perawatan yang perlu diikuti. Anak bisa dirawat inap atau rawat jalan sekian lama. Tenaga kesehatan yang menentukan.” 

perbaiki gizi anak

Nah, untuk menangani stunting, kita harus belajar merubah perilaku orang tua. Pola makan anak harus lebih baik atau yang bergizi seimbang. Kebersihan dijaga. Perilaku sehat harus dibentuk. Kunjungi Posyandu secara rutin. Datang waktu hari vitamin A. Imunisasi harus diterima secara lengkap dan perubahan itu tidak boleh hanya berlangsung sesaat. Seminggu dua minggu, sebulan dua bulan lalu berhenti. Tidak bisa. Tapi harus terus menerus. Tahun berganti tahun, bahkan sampai dia dewasa nanti, perilaku sehatnya harus terjaga. 

Tapi kenapa harus ngobrol, tidak boleh langsung beri nasihat? Atau dimarahi saja? 
Wah, tidak boleh itu. Kalau kita marah-marah, bisa-bisa yang muncul adalah pertengkaran. Atau Si Ibu kecewa atau ngambek. Kita harus tahu dulu duduk persoalannya. Kita harus tahu apa yang menghambat perilaku sehat. Kita harus mengidentifikasi hal-hal yang bisa memotivasi. Untuk itu, kita harus mendengarkan baik-baik. 

Tanya, apa makanan kesukaan si kecil itu? Apa yang tidak disuka? Apa yang biasa dimakan? Apa alasannya?

Sesekali main ke rumahnya. Lihat-lihat, apakah keluarga memiliki jamban di rumah? Seperti apa jambannya? Apakah anak pernah diare? Seberapa sering?

Apa kegiatan si ibu? Apa kegiatan si ayah? Bagaimana mereka mendapatkan nafkah? dan lain sebagainya. 

Kalau Anda sudah paham masalahnya, baru rumukan langkah untuk merubah perilaku. Apa yang perlu disampaikan? Bagaimana caranya? Siapa yang menyampaikan? dan lain sebagainya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menepilah

Menepi atau berhenti Seberapa keraspun kita menjaga langkah agar tidak menyerah, ternyata memaksakannya berjalan adalah sebuah kesalahan. Menuntutnya sempurna tanpa cela adalah sebuah keegoisan. Menepilah, jika rasanya raga telah penat untuk melangkah atau hati rasanya perlu diberi jeda untuk merebah. Ada kalanya kita gigih berlari, namun ada saatnya juga kita sejenak berhenti. Untuk melepas penat, meluruskan kembali niat, juga melihat kompas bila mungkin kita tersesat. Menepilah sejenak. Kemudian jika rasanya tenaga telah terisi, kembalilah untuk melangkah lagi. Penat bukan untuk banyak mengeluh, namun ia perlu istirahat untuk sejenak hening dari segala riuh. Aku percaya, ujian yang berat itu diam-diam mengupgrade diri kita, mungkin kita gak akan nyangka, ujian yang melelahkan saat ini yang memberatkan saat dijalani, semuanya bukan Allah berikan tanpa tujuan. Yang kita rasakan saat ini mungkin emang beratnya aja. Tapi ketahuilah di masa depan saat kita sudah melaluinya, kita akan sada

Bagaimana Kita Tahu Kalau Anak Stunting?

Bagaimana Kita Tahu Kalau Anak Stunting? Mengukur tinggi badan anak Untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami masalah gizi yang kronis atau tidak, kita harus mengukur tinggi badannya.  M engapa tinggi badan dan bukannya berat badan? Berikut penjelasan sederhananya.  Berat badan itu gampang naik turun. Kasih makan banyak selama seminggu, berat badan anak bertambah. Kena diare sehari, berat badan turun. Kasih makan bagus lagi, naik lagi. Berat badan itu sensitif, tapi tidak dengan  tinggi badan. Tinggi badan kurang sensitif. Anak  yang pendek tidak bisa langsung jadi tinggi dengan  diberi makanan bergizi dalam seminggu atau sebulan.  Perubahan tinggi badan terjadi dalam waktu lama.  Kalau anak mengalami masalah gizi yang lama,  tubuhnya menjadi pendek dan mengatasinya perlu  waktu lama. “Stunting adalah masalah gizi yang berlangsung lama (kronis), maka lebih tepat diukur dari tinggi badan.” Untuk menentukan apakah anak mengalami stunting, kita menggunakan Tabel PB/ U (Standar Panja

Cegah Stunting, Itu Penting!

Apa sih Stunting itu? Foto: pengertian Stunting/ Created: Nova Eliza Stunting adalah pendek. Dikatakan pendek karena  tinggi tubuhnya berada dua standard deviasi di bawah  rata-rata.  Tubuh anak yang stunting akan lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya.  Keadaan ini merupakan bentuk gagalnya  pertumbuhan anak akibat kekurangan gizi kronis  yang terjadi dalam masa yang panjang, terutama pada  1.000 hari pertama kehidupannya (1000 HPK).  Selain  fisik yang pendek. Dalam jangka pendek anak stunting  terhambat perkembangan kognitif atau  kecerdasannya. Dan dalam jangka panjang, stunting  berpotensi membuat postur tubuh  tumbuh tidak optimal, meningkatkan  resiko kegemukan (obesitas), mudah  sakit dan penurunan kesehatan  reproduksi. Perkembangan kognitif dan tumbuh-kembang fisik yang tidak optimal akan menyebabkan kurang berprestasi di sekolah dan tidak optimal produktivitas kerjanya dimasa mendatang.  Kini Stunting menjadi salah satu masalah yang cukup membahayakan, t