Langsung ke konten utama

Tips Komunikasi Tentang Seksual bagi Remaja

Perilaku Seksual Remaja
perilaku seksual remaja/ foto: Merdeka.com

Nah, salah satu tanda-tanda pubertas adalah mengalami ketertarikan secara emosional, maupun seksual. Eits... Jangan salah! Kamu harus mengerti dulu bahwa istilah 'seksual', bukan hanya hal-hal yang berhubungan dengan 'berhubungan seks', karena pengertiannya lebih dalam dan luas.

Kesehatan seksual adalah kondisi kesejahteraan fisik, emosi, jiwa dan sosial terkait dengan seksualitas. Untuk sehat secara seksual, diperlukan pendekatan yang positif dan penuh hormat terhadap seksualitas dan hubungan seksual. Selain itu, seseorang juga perlu diberi kesempatan untuk memperoleh pengalaman seksual yang nikmat dan aman, tanpa paksaan, diskriminasi ataupun kekerasan.

Istilah 'seksual' pada pubertas akan akrab dan mudah dimengerti apabila membahas 'dorongan seksual' dan 'perilaku seksual'.

Dorongan seksual adalah keinginan untuk mendapatkan kepuasan secara seksual yang diperoleh dengan perilaku seksual. Hal yang wajar pada remaja muncul dorongan seksual karena ketika memasuki usia pubertas, dorongan seksual akan muncul dalam diri seseorang.

Saat puber, organ-organ reproduksi sudah mulai berfungsi, hormon-hormon seksualnya juga mulai berfungsi. Hormon-hormon inilah yang menyebabkan munculnya dorongan seksual, yaitu hormon estrogen dan progesteron pada perempuan, serta hormon testosteron pada laki-laki. Hal yang perlu diperhatikan ialah dorongan seksual yang muncul, harus diimbangi dengan pemahaman terhadap hal-hal yang berkaitan dengan perilaku seksual.

Tidak ada perbedaan antara dorongan seksual yang dimiliki laki-laki dan perempuan. Tidak ada yang lebih tinggi. Walaupun di masyarakat muncul kepercayaan bahwa dorongan seksual pada laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan, hal tersebut sebetulnya disebabkan oleh budaya yang mengizinkan laki-laki untuk lebih ekspresif (termasuk dalam hal seksualitas), sementara perempuan dilarang untuk menunjukkan ketertarikan seksualnya di depan banyak orang.

Nah, teman-teman harus ingat bahwa kesehatan seksual sangat berhubungan dengan bagaimana perilaku seksual seseorang, di mana bagi remaja perilaku seksual akan meningkat saat masuk masa pubertas yang disebabkan karena peningkatan hormon di dalam tubuh. 

Perilaku seksual sendiri sering kali dimaknai salah oleh banyak orang dengan hubungan seksual.  Perilaku seksual ditanggapi sebagai sesuatu hal yang melulu "negatif", padahal tidak demikian. Perilaku seksual sangat luas sifatnya, mulai dari berdandan, merayu, menggoda hingga aktivitas dan hubungan seksual.

Perilaku seksual remaja dibagi menjadi dua :
Perilaku Berisiko
Merupakan segala perilaku seksual dan non-seksual yang menimbulkan risiko terhadap kesehatan reproduksi dan seksual. Contohnya
  • Berhubungan seks tanpa kondom
  • Bergonta-ganti pasangan
  • Melakukan aktivitas seksual pada diri sendiri, menggunakan alat yang tidak aman
  • Melakukan hubungan seksual dengan pekerja seks komersial tanpa kondom
  • Tatto tanpa memperhatikan jarum suntik yang digunakan 
  • Bergantian jarum pada kelompok pecandu NAPZA suntik
Perilaku Yang Sehat
Perilaku aman merupakan segala perilaku seksual dan non-seksual yang tidak memungkinkan terjadinya risiko reproduksi dan seksual. Contohnya
  • Tidak melakukan hubungan seks sebelum nikah
  • Bagi yang sudah terlanjur aktif secara seksual menggunakan pengaman (kondom) sebagai bentuk pengurangan risiko kesehatan
Berkomunikasi Tentang Seksual
Menjaga beberapa hal agar tetap privat memang boleh saja, tapi dalam sebuah hubungan, terutama hubungan yang bersifat seksual, ada hal-hal yang penting untuk dibicarakan.

Tips berkomunikasi tentang seksual

Tips untuk berkomunikasi tentang seksual
  • Dengarkan secara aktif (pastikan kamu paham dan minta klarifikasi)
  • Berbicaralah dengan tegas (jangan pasif ataupun agresif)
  • Pertimbangkan pemikiran dan perasaan pasangan kamu sama pentingnyan seperti kamu mempertimbangkan pemikiran dan perasaan diri sendiri
  • Kamu dan pasangan harus sama-sama terlibat dalam pengambilan keputusan
  • Ingat bagaimana keunggulan kamu (misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, perawakan (berat dan tinggi badan) mempengaruhi pikiran dan tindakan kamu serta berdampak pada pasangan kamu
  • Secara terbuka bicarakan mengenai hormat, kekuasaan dan kendali dalam interaksimu
  • Buat rencana untuk membahas ini ketika kamu berdua sedang santai dan nyaman, jangan menunggu hingga kamu dalam suasana panas
  • Pikirkan terlebih dahulu apa yang akan kamu katakan kepada pasanganmu sebelum memulai percakapan
  • Pertimbangan keyakinan pribadi dan kebutuhanmu serta gunakan itu untuk memandu diskusi 
  • Bersikaplah terbuka dan jujur terhadap pasangan terkait dengan perasaanmu
Nah, gimana nih sob!
udah pada tahu yaa bahwa setiap yang kita lakukan pasti ada konsekuensinya, baik perilaku positif maupun negatif dan istilah 'seksual', bukan hanya hal-hal yang berhubungan dengan 'berhubungan seks' saja, karena pengertiannya lebih dalam dan luas. Berhubung masih muda daripada mikirin cinta lebih baik wujudkan cita-cita. Gimana setuju gak sob?

Yuk jadi remaja- remaja yang keren dengan berkegiatan baik, positif dan produktif !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menepilah

Menepi atau berhenti Seberapa keraspun kita menjaga langkah agar tidak menyerah, ternyata memaksakannya berjalan adalah sebuah kesalahan. Menuntutnya sempurna tanpa cela adalah sebuah keegoisan. Menepilah, jika rasanya raga telah penat untuk melangkah atau hati rasanya perlu diberi jeda untuk merebah. Ada kalanya kita gigih berlari, namun ada saatnya juga kita sejenak berhenti. Untuk melepas penat, meluruskan kembali niat, juga melihat kompas bila mungkin kita tersesat. Menepilah sejenak. Kemudian jika rasanya tenaga telah terisi, kembalilah untuk melangkah lagi. Penat bukan untuk banyak mengeluh, namun ia perlu istirahat untuk sejenak hening dari segala riuh. Aku percaya, ujian yang berat itu diam-diam mengupgrade diri kita, mungkin kita gak akan nyangka, ujian yang melelahkan saat ini yang memberatkan saat dijalani, semuanya bukan Allah berikan tanpa tujuan. Yang kita rasakan saat ini mungkin emang beratnya aja. Tapi ketahuilah di masa depan saat kita sudah melaluinya, kita akan sada

Bagaimana Kita Tahu Kalau Anak Stunting?

Bagaimana Kita Tahu Kalau Anak Stunting? Mengukur tinggi badan anak Untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami masalah gizi yang kronis atau tidak, kita harus mengukur tinggi badannya.  M engapa tinggi badan dan bukannya berat badan? Berikut penjelasan sederhananya.  Berat badan itu gampang naik turun. Kasih makan banyak selama seminggu, berat badan anak bertambah. Kena diare sehari, berat badan turun. Kasih makan bagus lagi, naik lagi. Berat badan itu sensitif, tapi tidak dengan  tinggi badan. Tinggi badan kurang sensitif. Anak  yang pendek tidak bisa langsung jadi tinggi dengan  diberi makanan bergizi dalam seminggu atau sebulan.  Perubahan tinggi badan terjadi dalam waktu lama.  Kalau anak mengalami masalah gizi yang lama,  tubuhnya menjadi pendek dan mengatasinya perlu  waktu lama. “Stunting adalah masalah gizi yang berlangsung lama (kronis), maka lebih tepat diukur dari tinggi badan.” Untuk menentukan apakah anak mengalami stunting, kita menggunakan Tabel PB/ U (Standar Panja

Cegah Stunting, Itu Penting!

Apa sih Stunting itu? Foto: pengertian Stunting/ Created: Nova Eliza Stunting adalah pendek. Dikatakan pendek karena  tinggi tubuhnya berada dua standard deviasi di bawah  rata-rata.  Tubuh anak yang stunting akan lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya.  Keadaan ini merupakan bentuk gagalnya  pertumbuhan anak akibat kekurangan gizi kronis  yang terjadi dalam masa yang panjang, terutama pada  1.000 hari pertama kehidupannya (1000 HPK).  Selain  fisik yang pendek. Dalam jangka pendek anak stunting  terhambat perkembangan kognitif atau  kecerdasannya. Dan dalam jangka panjang, stunting  berpotensi membuat postur tubuh  tumbuh tidak optimal, meningkatkan  resiko kegemukan (obesitas), mudah  sakit dan penurunan kesehatan  reproduksi. Perkembangan kognitif dan tumbuh-kembang fisik yang tidak optimal akan menyebabkan kurang berprestasi di sekolah dan tidak optimal produktivitas kerjanya dimasa mendatang.  Kini Stunting menjadi salah satu masalah yang cukup membahayakan, t