Senyummu menguatkanku, Mama |
Pagi itu dua syawal paling kelabu yang pernah ada dan kita rasakan, penuh tanda tanya dan tangisan tak percaya. Suka cita lebaran seketika berubah menjadi duka cita yang sangat mendalam. Tidak ada firasat apa-apa jika akan ditinggalkan sedini cepatnya.
Allahu Akbar. Allah Maha Besar. Allah punya kuasa atas segala-segalaNya.
Tak menyangka itu akan menjadi Ramadhan terakhir untuk kita bersama, kebersamaan terakhir sebelum mama terbaring lemah. Idul fitri yang sangat berbeda dari sebelumnya. Selama ini kita menghitung berapa hari lagi lebaran, ternyata menghitung berapa lama lagi mama bertahan. Baju lebaran sudah tersusun rapi di lemari dan sudah dipasang-pasangkan, Takdir Allah tidak ada satupun yang bisa dikenakan saat lebaran. Karena tiba-tiba harus terbaring lemah sebab tulang kaki tak mampu lagi berjalan.
Sempat merasa tenang, karena sudah mengetahui sakitnya, sudah mendapatkan keputusan perawatannya, sudah dijadwalkan tindakan operasinya. Tapi, Allah yang menentukan semuanya. Allah lebih sayang, Allah lebih tahu kapan waktu terbaik untuk Mama kembali pada-Nya.
Sekeras apapun kita berusaha, berjuang, berdoa dan berikhtiar. Tetap kepada Allah kita kembali agar diberikan yang terbaik menurut-Nya. Kita hanya berencana, Allah yang menentukan segalanya. Mungkin beginilah sudah jalannya. InsyaAllah Husnul Khotimah, InsyaAllah mama tenang dan bahagia disana.
Aku kehilangan mama setelah baru saja menjadi mama. Berat memang, tapi harus ikhlas. Kita harus punya hati yang luas untuk menerima bahwa memang ada hal-hal yang tidak berjalan dengan semestinya. Hal yang ditaruh Allah di tengah perjalanan untuk menjadi pengingat langkah, penguji kesabaran, atau penyadar akan semua hal yang mungkin saja sudah berjalan di luar alurnya.
Sehancur apapun keadaannya, serumit apapun situasinya. Mama tetap menjadi orang yang pertama aku ingat ketika sedang dalam keadaan terpuruk. Kadang, ingin sekali menekan tombol panggil di handphone dan menceritakan semua hal yang menyakitkan ini, meski aku tahu semua itu tidak akan mungkin terjadi kembali. Aku sadar, Mama yang selalu ada di hati namun sudah tidak bisa lagi kita temui. Mama yang kadang-kadang datang menghampiri tapi nyatanya cuma di mimpi. Banyak hal yang berubah setelah mama pergi, tak sama lagi. Untuk saat ini, hanya do'a yang dapat menenangi.
Meski mama sudah tidak ada lagi di dunia ini. Segala hal tentangmu tidak akan pernah terlupa. Masih sangat jelas paras wajahmu diingatanku. Masih sangat indah senyumanmu dimataku. Masih sangat perih melihatmu menangis menahan sakit itu. Masih terasa manis kenangan-kenangan saat bersamamu. Masih terbayang semua tingkah aneh dan lucumu. Masih terasa hangat pelukan terakhirmu di pagi itu. Aku rinduu maaaa. . Aku rindu berbagi cerita bersamamu, masih banyak hal yang belum mama tahu. Aku rapuh tanpa mama disampingku. Kami semua merindukanmu!
Mama itu selalu hidup di alam mimpi, tapi gak pernah ada lagi di dunia nyata. Aku mencintaimu setiap hari dan sekarang aku merindukanmu setiap hari. Aku tidak pernah melihat ada sesuatu yang sekuat dirimu, aku tidak pernah melihat siapapun setegar dirimu, mungkin aku tidak akan mampu untuk menjadi sepertimu, tapi aku akan berusaha untuk menjadi sesuai do'a dan harapanmu. InsyaAllah.
Mama, untuk semua do'a, cinta dan pengorbananmu, semoga Allah karuniakan Syurga terbaik untukmu. Aamiin ya Rabbal'alamin. Al-Fatihah 🤲
Komentar
Posting Komentar