![]() |
| Foto : Nova Eliza/ Aidi |
Kehilangan seorang ibu adalah duka yang tak terhingga, sebuah lubang yang menganga dalam jiwa. Lubang yang mungkin tidak bisa kembali tertutup rapat seperti sedia kala. Bahkan bisa jadi lubang itu semakin membesar dan malah semakin penuh dengan air mata. Tumpah, tergenang dan terabaikan.
Setelah ibu pergi aku kehilangan lebih dari sekedar seseorang, rasanya seperti dunia ikut mengemas semua warnanya. Rumah jadi sepi, bukan karena tak ada suara, tapi karena suara yang paling hangat sudah tak ada. Hari-hari berlalu tapi waktu tidak menyembuhkan, ia hanya mengajari aku tentang bagaimana caranya berpura-pura kuat.
Kehilangan ibu bukan hanya kehilangan satu orang. Aku kehilangan rumah, kehilangan tempat pulang, kehilangan versi terbaik dari diriku yang dulu pernah merasa utuh. Sekarang aku hanya bisa bertahan dengan kenangan, dengan harapan doa-doa yang dikirimkan benar-benar sampai, juga dengan rindu yang tidak pernah tahu harus di kirim kemana.
Kehilangan ibu setelah menjadi ibu benar-benar mengajari aku banyak hal. Kehilangan yang tidak pernah terbayangkan membuat aku terbiasa untuk menerima dengan lapang dada. Meski masih belajar untuk bangkit seperti sedia kala. Hingga hari ini masih terus belajar, ya nyatanya semua akan terus berjalan dengan apa adanya.
Setelah menjadi seorang ibu, aku menemukan diriku yang paling lelah. Tapi di sisi lain, aku juga menemukan versi diriku yang paling kuat. Bahkan di saat tidak punya apa pun, kita masih bisa memberikan segalanya, termasuk merelakan mimpi-mimpi kita. Tetap sehat di kala sakit, tetap ada di saat kita nyaris kehilangan diri sendiri.
Namun, anak juga bukan beban di pundak kita. Mereka juga lahir dengan versi terbaiknya. Mereka adalah pemaaf di antara manusia yang paling tulus sekalipun. Bahkan setelah kita melakukan kesalahan berulang kali, anak akan membuka pintu maafnya. Allah begitu baik mempertemukan kita dalam ikatan yang paling indah.
Aku bangga pada diriku yang bisa kuat dan tegar membagi cinta pada anakku meski aku sedang terluka. Aku bisa terlihat baik-baik saja walaupun aku sudah ingin menyerah. Karena bagiku, jika langit punya pelangi yang indah berwarna warni maka aku punya senyum dan tawa anakku yang membuatku semangat setiap hari.
Selamat Hari Ibu untuk semua Ibu yang sedang berjuang maupun yang sudah tenang di Syurga-Nya.

Komentar
Posting Komentar