Langsung ke konten utama

Day 14 : Kembali Rindu


FOTO: Nova Eliza

Belum tentu orang yang tiba-tiba berhenti peduli pada kita, ia akan benar-benar tidak lagi ingin tahu tentang kita. Bisa jadi, ia hanya menyembunyikan perasaan malu karena dulu sudah memilih pergi daripada mengobati. Rindu dalam diam terkadang menjadi pilihan di saat diri merasa tidak wajar jika harus menyapa lagi.

Hati siapa yang tahu, cinta bisa seketika berubah menjadi benci dan benci bisa saja berubah menjadi cinta. Begitulah kata pepatah, jangan terlalu lebay dalam mencinta dan jangan juga terlalu berlebihan dalam membenci yang ada malah malu sendiri. Jika rindu maksa datang kembali, kamu bisa apa?. Pergi untuk menghindari pun tiada arti jika rindu tetap mengikuti.

Bisa saja, suatu saat nanti rindu akan membawamu kembali pada seseorang yang dulu kau benci ini. Seseorang yang sudah kau tinggalkan dan menanggung lukanya sendiri. Saat dia butuh, kau sama sekali tidak peduli.  Kau lebih memilih untuk mematahkan hati daripada memberi kesempatan untuk menemani. Perasaan menyesal dan rindu lagi akan datang menghampiri ketika kamu sudah ditinggal sendiri lagi oleh si-dia yang mungkin dulu menjadi alasanmu untuk pergi.

Bisa saja hal itu terjadi, karena rindu terkadang datang tidak tahu waktu, perihal sekarang atau tentang masa lalu. Karena rindu akan selalu pulang kepada tempat yang harusnya dia tuju, meski itu sudah berlalu.  Dan jika suatu saat nanti kamu kembali rindu dan ingin mencariku, temukan aku di rasa sesalmu.

Mungkin kita masih bisa bertemu, meski tak mungkin untuk mengulang hal-hal yang kau rindu.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Kamu yang Salah, Tempatmu Saja yang Sampah!

Foto: akar tanaman/Nova Eliza Sebaik apapun kamu, jika berada di tempat yang salah maka akan tetap terlihat tidak berguna. Jawaban ini aku temukan setelah bertahun-tahun merasakan kepedihan yang tidak ada habisnya. Ketidakhadiranku di tunggu-tunggu, kesakitanku di nanti-nanti. Itulah aku, manusia yang paling di benci! Seakan tidak ada tempat untuk aku istirahat, semua ruang sudah sesak dengan orang-orang yang hanya sibuk dengan dirinya sendiri. Tidak ada pertanyaan bagaimana kondisiku saat ini, tidak ada waktu untuk aku memperbaiki luka lama yang masih berdarah-darah di sini, lantas mereka dengan sadar menusukku lagi, lagi, dan lagi. Seolah hanya mereka yang butuh divalidasi dan dimengerti. Aku hanya manusia, sama seperti yang lainnya. Aku tidak sempurna namun bukan pula si buruk rupa. Diriku cukup berharga untuk luka. Aku tidak lagi menyalahkan diriku sendiri, aku sudah cukup introspeksi diri, aku sudah berusaha agar di terima, sudah berusaha agar di anggap ada, sudah berusaha melaku...

Ku Berharap Mimpi Ini Nyata

M impi malam itu masih sangat jelas ku ingat betapa cantik dan merdunya suara mama memanggil namaku. Dari kejauhan ku lihat ada cahaya putih yang begitu menyilaukan, di tengah-tengah gemerlap cahaya  terdengar suara "Ovaaa, anakku" seperti itulah biasa mama memanggil namaku dulu. Wajahnya yang begitu cantik, senyumnya yang sangat indah serta tubuhnya dikelilingi sinar yang menakjubkan membuatku langsung terpana tak percaya bisa bertemu mama di malam itu. Pakaiannya yang serba putih pun menambah keindahan pertemuan kami saat itu. Dengan perasaan senang kami berlari untuk saling menghampiri, berpegangan tangan hingga berpelukan sampai akhirnya mama berkata "Ovaaa, mama rinduu, mama sayaang kali sama ovaa, maafin mama yaa nak" Akupun tak kuasa menahan tangis sambil menjawab "iyaa mam, Ova pun rinduuuu sekali sama mama"   Sungguh menangis tersedu-sedu merasa tidak percaya bisa berada dipelukan mama malam itu. Setelah dua tahun kepergiannya aku tidak pernah lag...

Semua Akan Kembali Baik pada Waktunya

Mengalir seperti air/ foto: Nova Eliza Sekian lama berada di sini, anehnya tak ada satupun kenangan yang bisa menarik kembali untuk datang ke tempat ini. Sekian tahun bekerja disini, bisa-bisanya hanya ada keinginan untuk segera pergi dari lokasi ini. Bagaimana mungkin, setelah banyak cerita yang dilalui tidak ada satupun cerita yang menyenangkan hati melainkan selalu kembali mengingatkan sakit di hati. Bukan berarti tidak ada satupun hal baik yang menghampiri hanya saja terlalu banyak lembaran-lembaran kesedihan yang menutupi, terlalu mendominasi, hingga akhirnya selalu ada keingingan untuk pergi dan tak mau kembali. Entah akunya yang tidak bisa beradaptasi disini atau keberadaan aku disini yang tidak diinginkan oleh pribumi. Percayalah, aku selalu berusaha yang terbaik agar bisa diterima disini, datang sendiri tanpa didampingi, berkelana sendiri tanpa ada yang menemani. Terus mencari pegangan diri agar kuat berada disini menjalankan tugas negara sesuai tupoksi. Awal terasa asing hin...